Berita / Serba-Serbi /
Bursa Efek Sarankan Pabrik Sawit di Bengkulu Ikut IPO untuk Tambah Modal
Bengkulu, elaeis.co - Kantor Perwakilan Bursa Efek Indonesia (BEI) Bengkulu harap perusahaan pabrik kelapa sawit di daerah itu melakukan penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO).
Hal tersebut dilakukan agar perusahaan bisa memperoleh dana tidak terbatas dari penjualan saham. Dana tersebut nantinya dapat dimanfaatkan untuk membangun pabrik minyak goreng di daerah.
Kepala Perwakilan BEI Bengkulu, Marina Rasyada mengatakan, belum ada pabrik CPO di Bengkulu yang melakukan penawaran umum saham. Padahal, banyak pabrik yang bergerak di pengolahan kelapa sawit menjadi CPO di daerah tersebut.
"Itu terlihat dari jumlah CPO yang dihasilkan mencapai 1,3 juta ton CPO per tahun. Produksi CPO kita besar, tapi tidak ada industri minyak goreng disini," kata Marina, kemarin
Marina tidak memungkinkan dana yang dibutuhkan perusahaan untuk membikin pabrik minyak goreng cukup besar. Agar tidak keteteran, perusahaan mencatatkan sahamnya di BEI untuk kemudian dijual ke publik atau go public.
"Bila sudah IPO dan mencatatkan sahamnya di BEI, status perusahaan kemudian berubah dari perusahaan tertutup menjadi terbuka alias Tbk," ujarnya.
Menurut Marina, Go public sebenarnya menguntungkan bagi perusahaan karena akan memproleh dana tidak terbatas dari hasil penjualan saham. Biasanya, perusahaan akan meraup dana segar yang menjadi target go public. Misalnya menjual dua miliar lembar, saham seharga Rp 500 per lembar, berarti target perolehan dana dari IPO sebesar Rp 1 triliun.
"Nah, dari dana yang diperoleh itu, perusahaan dapat melakukan sejumlah langkah bisnis lain. Contohnya membangun pabrik minyak goreng atau fasilitas produksi baru, peremajaan pabrik lama, melebarkan sayap bisnis ke luar negeri, meningkatkan kapasitas produksi, akuisisi, hingga membayar utang dan modal kerja," ujarnya.
Terkait dengan IPO, Marina mengaku, pada dasarnya perusahaan bergerak di bidang apapun punya kesempatan yang sama untuk melantai di bursa efek.
Namun, otoritas memberlakukan persyaratan kepada perusahaan yang ingin IPO atau go public. Salah satunya memiliki aset berwujud bersih lebih dari Rp 5 miliar.
"Jadi kalau perusahaan mau IPO atau melantai di BEI, syaratnya harus memiliki aset bersih diatas Rp 5 miliar, saya pikir seluruh pabrik sawit di daerah mampu, lah asetnya saja di atas puluhan miliar," pungkasnya.
Komentar Via Facebook :