Berita / Pojok /
Cacing
Menggeliat gelisah kalau disentuh. Itu yang bikin ramai orang geli. Namun bagi para Angler, macam tak semangat nak pergi mancing kalau tak ada umpan itu.
Adalah Carl von Linnaeus asal Swedia (1758) memberikan nama Latin Cacing kebun dengan Lumbricus terrestris.
Mahkluk ini sering diekploitasi sebagai sumber daya pendidikan dan organisme model. Dia mampu bergerak 4-19 meter dalam satu malam (Mather & Christensen, 1988).
Cacing melepas birahi seksual sekali dalam 7-11 hari. Spermanya bisa bertahan sampai delapan bulan. Individu yang sudah dikawini bisa menghasilkan kokon sampai 12 bulan berikutnya. Kita?
Jasanya juga besar dalam perkara meruntuhkan gunung sampah di mana-mana. Dia adalah kuli pabrik (detrivor) daur ulang sampah alamiah yang tak penah demo minta kenaikan UMR.
Tanah menjadi gembur dan subur. Petani pun makmur dan tahan berjemur bercocok-tanam dengan penuh suka cita.
Sayang belum ada yang menaikkan baliho memeriahkan Hari Cacing Sedunia, "The World Worm Day".
Meski panjangnya hanya sekitar 11-20 cm dan berdiameter 0,7-1 cm, dia merupakan pembajak tanah alamiah yang sangat jitu sehingga pengudaraan tanah (aerasi) menjadi sangat baik. Dia juga penggali tanah yang piawai dan dikagumi oleh para Arkeolog.
Rerata dia mampu mengunggah tanah hasil galiannya ke permukaan antara 7,2-15,5 ton per hektar per tahun (Shopify API, 2019).
Cacing tak punya mata. Untuk apa mata tapi tak mampu melihat apalagi mengamati. Pun tak ada gunanya mata untuk hidup dalam tanah.
Mungkin Cacing sangat bersyukur kepada Tuhan yang tidak memberinya mata. Tak ada resiko butiran pasir masuk ke dalam mata Cacing.
Lagi pula biar tak sakit hati menyaksikan kehidupan dunia laksana panggung sandiwara yang sarat dengan kemunafikan.
Meski tak punya mata, tapi Tuhan telah menganugrahkan paling sedikit lima jantung kepada cacing. Sementara kita hanya diberi satu jantung yang rawan kena serangan mendadak.
Cacing tak pernah menderita sakit gigi macam kita karena dia tak punya gigi. Dia mengunyah makanan dengan otot perut yang berdinding tebal (gizzard).
Kita yang giginya lengkap, kadang tak lumat mengunyah. Apalagi waktu sakit gigi. Cacing aman dari badai Covid-19 sebab dia tak punya paru-paru. Dia bernafas hanya dengan kulit. Itu pun kalau kelembaban kulitnya tetap terjaga.
Cacing ternyata pencipta lapangan kerja (job creator), meskipun tak pernah sekolah. Sementara saat ini, "Banyak orang pintar sekolah tapi tidak pintar bekerja," sindir Profesor Rhenald Kasali dalam testimoninya untuk buku "Lingga School of Life" (2008).
Tersebab Cacing lah, pebisnis cacing sejahtera kaya raya. Bermobil mewah merayap di atas tanah serta holiday kemana suka.
Karena Cacing juga perusahaan Toyota paling disegani di dunia melalui amalan prinsip-prinsip kepemimpinan cacing (worm leadership).
Kepemimpinan Cacing menginspirasi seorang pemimpin untuk ligat melakukan terobosan (breakthrough), bukan berjam-jam memanaskan pantat di kursi empuk belakang meja menunggu laporan.
Pemimpin model Cacing mesti lasak menyusuri setiap kampung sehingga orang bersemangat bersama-sama mewujudkan visi organisasi.
Blusukan itu dapat menginspirasi setiap individu dalam habitatnya sehingga orang leluasa bergerak ke segala penjuru bawah tanah laksana jaringan sistem transportasi METRO bawah tanah Kota Paris, Perancis.
Alhasil, dari berumah di bawah tanah, Cacing naik kelas berumah di atas tanah.
America’s National Churchill Museum menabalkan kehebatan dan kepahlawanan Winston Churchill sebagai "The Glow Worm", Cacing yang bercahaya.
Dengan penuh rasa bangga, Churchill memproklamirkan, "We are all worms, but I do believe that I am a glow-worm."
Boleh tahan Cing…!
L.N. Firdaus
Pemerhati Sampah Kehidupan
Komentar Via Facebook :