Berita / Sumatera /
Cangkang Sawit Aceh Tembus Pasar Jepang, 10 Ribu Ton Diekspor dari Krueng Geukueh
Lhokseumawe, elaeis.co - Komoditas cangkang sawit dari Provinsi Aceh berhasil menembus pasar Jepang. Sebanyak 10.000 ton cangkang akan diekspor melalui Pelabuhan Laut Krueng Geukueh, Lhokseumawe.
Kepala Dinas Perhubungan Aceh, Teuku Faisal, menyaksikan secara langsung proses muat cangkang sawit ke kapal MV. Sun Brave yang berbendera Singapore, Selasa (1/8). Kapal dengan panjang 127 meter dan bobot 9.976 GT itu akan membawa produk ekspor cangkang sawit langsung dari Aceh ke Jepang.
Kedatangan Teuku Faisal beserta rombongan disambut Branch Manager Pelindo Multi Terminal Cabang Lhokseumawe, Joni Hutama.
Menurut Joni, secara fasilitas, pelabuhan Krueng Geukueh saat ini sudah siap melayani aktivitas ekspor baik ke Asia maupun Eropa. “Ini adalah kapal kelima yang mampu memuat barang seberat 10.000 ribu ton yang singgah di Krueng Geukueh. Aktivitas ekspor di sini semakin optimal,” katanya melalui keterangan resmi Pemprov Aceh, Rabu (2/8).
Dia melanjutkan, untuk kegiatan ekspor, pelabuhan Krueng Geukueh dapat disandari dua kapal yang memiliki panjang sekitar 150 meter pada saat yang bersamaan. "Untuk saat ini, 38 hektar lahan pelabuhan juga telah digunakan untuk mendukung kegiatan ekspor," paparnya.
Menurutnya, adanya aktivitas rutin ekspor akan memberi dampak positif bagi daerah. "Yakni terserapnya tenaga kerja lokal dan meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD)," sebutnya.
Selain cangkang sawit, sejak tahun lalu Pelabuhan Krueng Geukueh juga melayani ekspor minyak sawit atau CPO dan komoditas unggulan Aceh lainnya ke berbagai negara.
Seperti diketahui, Pelabuhan Krueng Geukueh termasuk ke dalam Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Arun. Salah satu manfaat kehadiran KEK ini adalah adanya keringanan pajak bagi pelaku usaha yang akan melakukan ekspor dari sini.
Eksportir dari PT Biomas Andalan Indonesia, Piter Halim mengatakan, komoditas cangkang sawit yang diekspor ini berasal dari pabrik kelapa sawit (PKS) dari Kabupaten Bireuen, Meulaboh, Nagan Raya, dan sekitarnya.
“Hal yang paling mendukung adalah pelabuhan ini lebih ekonomis dan efisien dibandingkan dengan pelabuhan di luar Aceh yg terlalu padat,” sebut Piter.
Ditambahkannya, dalam tahun ini target ekspor cangkang sawit dari Aceh ke Jepang mencapai 120 ribu ton. Di negeri matahari terbit, cangkang digunakan sebagai bahan bakar pengganti batu bara.
Mewakili Pemprov Aceh, Teuku Faisal menyampaikan apresiasi kepada Pelindo dan pihak eksportir yang telah melakukan aktivitas ekspor melalui pelabuhan Krueng Geukueh.
"Pemerintah Aceh siap memberikan dukungan guna peningkatan aktivitas ekspor ke depannya. Tentunya efek aktivitas ini bersifat menyeluruh, membuka lapangan kerja, dan sangat positif. Kita harapkan pelabuhan lainnya di Aceh juga dapat bergerak aktif," kata Faisal.
Komentar Via Facebook :