https://www.elaeis.co

Berita / Serba-Serbi /

Cara Hadapi Oryctes rhinoceros dan Ganoderma Bakal Diungkap Ahlinya

Cara Hadapi Oryctes rhinoceros dan Ganoderma Bakal Diungkap Ahlinya

Kumbang tanduk (Shutterstock.com)


Medan, Elaeis.co - Petani swadaya yang mengelola sekitar 40 persen dari 16 juta hektar lahan sawit di Indonesia masih dihantui dua musuh utama. Keduanya tak pandang bulu apakah sawit ditanam di kawasan produksi atau tidak, bibitnya bersertifikat atau ilegal.

“Problem itu adalah Oryctes rhinoceros dan ganoderma. Oryctes adalah hama kumbang tanduk, sementara ganoderma adalah jamur,” kata Tolen Ketaren, petani sawit yang berdomisli di Dumai, Riau, kepada Elaeis.co, Senin (12/6) pagi.

Ketua Umum DPP Asosiasi Sawitku Masa Depanku (SAMADE) itu menyebutkan, Oryctes dan ganoderma sampai sekarang masih jadi persoalan pelik bagi petani sawit. Itu sebabnya penanggulangan keduanya akan dibicarakan khusus dalam ‘Workshop Aplikasi Bioteknologi pada PSR’ yang akan dilaksanakan secara daring pada Kamis (17/6) pagi mulai pukul 08.30 -10.00 WIB.

“Saya diminta ikut jadi pembicara bersama Pak Dr Ir Darmono Taniwiryono MSc dalam webinar itu. Ini mengejutkan bagi saya yang cuma petani sawit, disejajarkan sebagai pembicara bersama pakar sawit dari Pusat Penelitian Bioteknologi dan Bioindustri Indonesia, sekaligus Ketua Umum Masyarakat Perkelapasawitan Indonesia (MAKSI),” kata Tolen.

Menurut Tolen, dia akan membeberkan pengalaman dan pengetahuannya dalam mengatasi Oryctes dan ganoderma di kebunnya. “Oryctes, misalnya, berdasarkan pengalaman saya, merupakan salah satu hama utama pada tanaman kelapa sawit. Hama ini dapat menurunkan produksi tandan buah segar pada panen tahun pertama hingga 69 persen. Bahkan bisa juga menyebabkan 25 persen tanaman muda mati. Ganoderma pun sama bahayanya. Tapi nantilah itu dibahas di webinar,” tukasnya.

Sekadar informasi, Dr Ir Darmono Taniwiryono dalam webinar itu direncanakan akan berbicara tentang revitalisasi lahan dan penyiapan bibit sehat untuk peremajaan sawit rakyat.Webinar itu akan dipandu oleh Dr Ir Gayuh Rahayu, seorang akademisi dari Institut Pertanian Bogor.

Komentar Via Facebook :