https://www.elaeis.co

Berita / Komoditi /

Cara Kementan Tingkatkan Produksi Tebu untuk Diekspor

Cara Kementan Tingkatkan Produksi Tebu untuk Diekspor

Gambar perkebunan tebu. Foto Kementan RI.


Jakarta, elaeis.co - Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian terus berupaya meningkatkan produktivitas, produksi, nilai tambah dan ekspor serta kontribusi komoditas perkebunan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. 

Plt. Dirjen Perkebunan, Ali Jamil mengatakan, pada tahun 2022 ini, Sub sektor perkebunan Indonesia harus lebih maju, mandiri dan modern serta mampu kuasai pasar ekspor. 

"Karena komoditas perkebunan terbukti telah menjadi sektor strategis yang mendukung kinerja positif pertanian khususnya selama pandemi Covid-19," kata Ali dalam siaran persnya, Senin (4/3).

Menurut Ali, ada beberapa hal yang perlu ditindaklanjuti, antara lain penyusunan grand design pembangunan rempah Indonesia serta menyusun grand design pengembangan gula konsumsi yang berbasis tebu dan non tebu. 

Baik dari hulu sampai hilirisasi dalam kerangka percepatan/akselerasi kegiatan pengembangan tanaman semusim dan rempah tahun 2022.

Sementara itu, Direktur Tanaman Semusim dan Rempah Ardi Praptono mengatakan, pekebun rakyat memerlukan dukungan untuk bangkit dalam menghadapi beberapa tantangan yang dihadapi dalam mengembangkan dan membangun perkebunan.

Ardi menyebutkan, perlu ada intervensi pemerintah, kerjasama dan sinergi antara kementerian/lembaga dan pemangku kepentingan lainya.

"Akema anggaran dalam pembangunan perkebunan rakyat, mulai diarahkan agar tidak hanya bergantung pada anggaran APBN. Tetapi diarahkan pada pemanfaatan dana Kredit Usaha Rakyat (KUR), corporate social responsibility (CSR) dan sumber pembiayaan lainnya," kata Ardi.

Karena itu, Ardi meminta kepada segenap jajaran pertanian dan stakeholders terkait agar bekerja bersama-sama memastikan pelaksanaan kegiatan hingga tercapainya tujuan pengembangan pembangunan perkebunan.

Ardi meminta semua pihak melaksanakan kebijakan dan program pembangunan perkebunan di tahun 2022 ini agar lebih maju, lebih mandiri dan lebih modern dibanding 2021. Selain itu, dia juga berharap peningkatan kerjasama dan bersinergi dengan antara Eselon I, Kementerian dan Lembaga, Pemerintah Daerah dan mitra lainnya.

"Semua pihak harus bekerja keras di lapangan, harus mengerti, bisa dan mampu menjalankan kebijakan, program dan arahan," ucapnya.

Pertemuan ini, lanjut Ardi, dimaksudkan untuk merumuskan secara operasional langkah-langkah kongkrit percepatan program dan kegiatan pembangunan perkebunan 2022.

“Ini adalah momentum untuk konsolidasi dan evaluasi atas apa yang sudah kita lakukan satu tahun ke belakang, dan apa yang akan kita lakukan di tahun mendatang, maka di tahun 2022 perkebunan harus lebih berhasil, lebih baik lagi,” ujarnya.

Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik, nilai ekspor Pertanian Januari-November 2021 sebesar Rp569,11 triliun naik 42,47 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2020 yang hanya mencapai Rp399,45 triliun.

Sebagian besar dari nilai tersebut merupakan kontribusi dari sektor perkebunan, sedangkan untuk luas areal perkebunan Indonesia mencapai 27,5 juta hektar dan 65 persen di antaranya adalah perkebunan rakyat.

“Marilah kita tingkatkan terus ekspor komoditas perkebunan di tahun 2022 secara kualitas dan kuantitas, tidak hanya untuk kelapa sawit, tetapi juga untuk komoditas strategis lainnya, seperti kopi, kakao, kelapa, karet, kayu manis, lada, dan pala. Buat target-target dan upaya konkritnya secara lebih terukur,” ujarnya.

Terkait swasembaga gula konsumsi, lanjut Ardi, harus mendapatkan perhatian yang serius, musti ada langkah-langkah konkrit dalam upaya peningkatan produktivitas dan produksi tebu. Serta peningkatan kapasitas dan efisiensi pabrik gula berbasis tebu (gula konsumsi), peningkatan penyerapan tenaga kerjanya serta peningkatan pendapatan petani/pekebun.

“Saat ini kita diarahkan ke industrialisasi, pastikan luasan pengembangannya berskala ekonomi, produksi dan produktivitas komoditasnya sesuai skala industri. Rancang kegiatan dan anggaran secara multiyear, buat target pencapaian yang dapat diukur setiap triwulan. Di era industri 4.0 pembangunan infrastruktur berbasis digital menjadi sebuah keniscayaan," tandasnya.


 

Komentar Via Facebook :

Berita Terkait :