Berita / Sumatera /
Cegah Potensi Konflik, Gubernur Bengkulu Dorong Kolaborasi Perusahaan Kelapa Sawit dan Petani
Bengkulu, elaeis.co — Gubernur Bengkulu, Rohidin Mersyah, menekankan pentingnya kolaborasi antara perusahaan kelapa sawit dan petani di daerah tersebut.
Dalam sebuah pernyataan, Gubernur Rohidin mengungkapkan bahwa kolaborasi tersebut diperlukan untuk mencegah potensi konflik dan benturan kepentingan di sektor kelapa sawit.
Menyikapi hal ini, salah satu langkah yang diusulkan oleh Gubernur adalah agar perusahaan kelapa sawit bersedia membeli Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit dari petani lokal dengan harga yang jauh lebih tinggi daripada yang ditawarkan kepada masyarakat desa lainnya.
Gubernur mengungkapkan keyakinannya bahwa memberikan harga TBS yang lebih tinggi, kisaran Rp 100 sampai Rp 200 per kilogram, dapat menjadi langkah efektif untuk menjaga hubungan baik antara perusahaan dan petani
"Belilah TBS kelapa sawit milik petani yang ada di desa dekat sekitar perusahaan kelapa sawit dengan harga lebih tinggi Rp 100 hingga Rp 200 per kilogram," kata Rohidin, Senin (11/12).
Kebijakan tersebut tidak hanya dianggap sebagai solusi potensial untuk mencegah konflik, tetapi juga diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan petani kelapa sawit setempat.
Sebab dengan membeli TBS kelapa sawit lebih tinggi Rp 100 sampai Rp 200 itu akan membuat petani sawit senang.
"Kalau petani sawit senang maka potensi konflik dan benturan kepentingan juga tidak akan terjadi," tuturnya.
Perusahaan kelapa sawit di Bengkulu diharapkan dapat merespons positif inisiatif ini. Langkah-langkah konkret seperti pembelian TBS kelapa sawit dengan harga premium diharapkan dapat memberikan dampak positif, baik dalam hubungan antarpihak maupun pada kondisi ekonomi petani kelapa sawit di wilayah Bengkulu.
"Kami berharap inisiatif ini bisa dilakukan agar memberikan dampak positif, baik dalam hubungan antarpihak maupun pada kondisi ekonomi petani kelapa sawit di wilayah Bengkulu," tuturnya.
Sejalan dengan visi pembangunan berkelanjutan, langkah-langkah seperti ini dapat menjadi contoh bagi daerah lain yang menghadapi tantangan serupa dalam mengelola industri kelapa sawit.
Kolaborasi antara sektor swasta dan petani lokal diharapkan dapat menjadi model yang memperkuat kedua belah pihak, menciptakan lingkungan yang saling mendukung untuk keberlanjutan industri kelapa sawit di Bengkulu.
"Semoga ini bisa menjadi contoh juga bagi daerah lain yang sedang menghadapi tantangan dalam mengelola industri kelapa sawit di daerah," pungkasnya.
Komentar Via Facebook :