Berita / Feature /
Cerita Tiga Sekawan di Regional 3
Walau mereka karyawan golongan rendah, semua hak-haknya diberikan. Bahkan dapat bonus tahunan puluhan juta.
Meski tak lagi muda, Nurmida boru Panggabean masih nampak cekatan mengayunkan parang panjangnya ke semak-semak yang tumbuh di gawangan kebun kelapa sawit di Blok I8 Afdeling 3 kebun Tandun itu. Sesekali, jemari tangan kirinya menyeka keringat yang sudah mengucur. Rabu pekan lalu itu, matahari sudah hampir di atas kepala.
Kebun yang tanamannya sudah generasi kedua itu, berada di kawasan Kasikan Kecamatan Tapung Hulu, Kabupaten Kampar, Riau. Bagi PT. Perkebunan Nusantara (PTPN) IV Regional 3, afdeling yang menjadi bagian dari hampir 8000 hektar total luas areal Kebun Tandun ini, masuk dalam wilayah Barat.
Sebenarnya, pekerjaan utama Nurmida bukan membabat gawangan, tapi penyemprot. Pekerjaan yang telah dia lakoni sejak 29 tahun lalu, saat pertama kali diangkat menjadi karyawan. Namun hari itu, ibu empat anak ini diperbantukan membabat gawangan. Dia tidak sendirian, tapi bersama Riana boru Lumban Toruan dan Elmi boru Hutagalung.
“Kalau menyemprot, setiap orang musti menyelesaikan pekerjaan seluas 3 hektar. Seorang penyemprot dibantu oleh satu orang pengambil air. Tapi saat membabat gawangan, setiap orang hanya wajib menyelesaikan pekerjaan seluas satu hektar. Pekerjaannya enggak susah kok, masuk jam 8:00 wib, sebelum jam 12:00 wib sudah pulang. Persis sama dengan lamanya waktu di pekerjaan menyemprot,” rinci Nurmida saat berbincang dengan Elaeis Media Group di gawangan tempat dia bekerja.
Kalau menengok umur, Nurmida menjadi yang paling senior di antara mereka bertiga. Tapi bila ditanya soal lama bekerja, justru Elmi lah yang paling senior. Ibu empat anak ini sudah 33 tahun menjadi karyawan di perusahaan plat merah itu, sementara Riana dan Nurmida seangkatan.
Uniknya, meski bukan berasal dari daerah yang sama, ketiganya sama-sama bersuamikan marga Manalu...
Selengkapnya, baca di Elaeis Magazine edisi September 2024.
Komentar Via Facebook :