Berita / Serba-Serbi /
Crawler Dumper, Bukti Dukungan Daerah Bukan Penghasil Demi Kemajuan Sawit
Jakarta, elaeis.co - Meskipun Semarang, Jawa Tengah, bukan daerah penghasil sawit, tapi itu tak menghalangi lahirnya inovasi untuk mendukung industri dan perkebunan kelapa sawit.
Buktinya, dosen Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Semarang (Polines) Denny Surindra, bersama tim mahasiswanya, berhasil mengembangkan crawler dumper untuk menjawab berbagai persoalan yang dihadapi para petani dan industri kelapa sawit di Indonesia.
"Inovasi teknologi crawler dumper menjadi bukti nyata kontribusi Polines dalam pengembangan sektor kelapa sawit nasional," kata Direktur Polines Prof Dr Totok Prasetyo dalam keterangan resmi, Senin (13/11).
Dia menekankan bahwa aspek edukasi sangat dibutuhkan untuk mendukung petani kelapa sawit sekaligus sebagai jawaban atas isu black campaign yang mengintai industri kelapa sawit.
"Inovasi ini memperlihatkan betapa pentingnya peran pendidikan tinggi dalam memberikan edukasi yang mendukung petani kelapa sawit serta peningkatan sumber daya manusia yang berdaya saing dan inovatif," jelasnya.
Dia menambahkan bahwa pendidikan tinggi memainkan peran vital dalam pengenalan, pemeliharaan, dan pengembangan industri kelapa sawit sebagai produk strategis bagi Indonesia.
"Pendidikan tinggi memegang peranan utama dalam mendukung ekspansi kelapa sawit yang berkualitas, menjaga produktivitas, serta memberikan dampak positif bagi negara," tukasnya
"Semoga inovasi dan kolaborasi seperti yang dilakukan Polines dapat memberikan inspirasi bagi institusi pendidikan lainnya untuk turut berkontribusi dalam menjaga kelapa sawit sebagai kekayaan nasional yang tak tergantikan," imbuhnya.
Crawler dumper inovasi Denny dan timnya merupakan alat angkut sawit yang sangat berguna di medan ekstrim. Ide awal pembuatannya adalah bagaimana mengatasi kendala saat panen sawit di musim penghujan. Para petani umumnya kesulitan karena medan yang berlumpur dan lahan yang miring.
Alat ini mampu mengangkut kelapa sawit hingga tiga ton. Menggunakan bahan bakar solar, crawler dumper yang dibanderol Rp 150 juta per unit ini bisa dipacu hingga 30 km per jam.
Komentar Via Facebook :