https://www.elaeis.co

Berita / Nusantara /

Diskusi Lebih Sejam

Curhat Didengar, Gubernur Herman Deru Janjikan ini ke SAMADE Sumsel

Curhat Didengar, Gubernur Herman Deru Janjikan ini ke SAMADE Sumsel

Pengurus SAMADE Sumsel bersama Herman Deru (baju biru) usai diskusi soal nasib petani sawit di rumah dinas Gubernur, Griya Agung Palembang. Foto: Dok. Samade Sumsel.


Palembang, elaeis.co - Jonly Sirait, Ronald Hutahaean, Jon Abdi, Mohamad Saechudin, dan sejumlah pengurus DPW Asosiasi Sawitku Masa Depanku (SAMADE) Provinsi Sumatera Selatan berusaha menahan letih seusai menempuh perjalan panjang dari berbagai kabupaten di Sumsel.

Mereka harus sabar menunggu jadwal untuk beraudiensi ke Gubernur Herman Deru di Griya Agung, kediaman resmi Gubernur di Kota Palembang, Kamis (28/4/2022) malam.

Kala itu, malam memasuki pukul 21.00 WIB, sementara mereka ada di deretan terakhir dari sejumlah audiensi masyarakat ke Gubernur Herman Deru di Griya Agung.

"Walau sudah dalam keadaan letih, tetapi baju SAMADE yang kami pakai malam tadi membuat kami tetap kuat dan sabar menunggu antrian. Kami harus menyampaikan keluhan kami soal harga TBS yang dibuat anjlok oleh para pengusaha sawit pascapengumuman pelarangan ekspor minyak goreng dan semua bahan baku minyak goreng oleh Presiden Jokowi," kata Jonly Sirait kepada elaeis.co, Jumat (29/4/2022).

Ia adalah Ketua DPW Asosiasi SAMADE Sumsel, sementara Ronald Hutahaean adalah sekretarisnya.

Setelah sabar menunggu antrian, akhirnya mereka bisa bertemu dan bertatap muka untuk pertama kali dengan Gubernur Herman Deru.

Saat dipersilahan berbicara, Jonly dan sejumlah  pengurus lainnya mengungkapkan sejumlah trik yang dilakukan pengusaha sawit dalam menekan harga pembelian TBS produksi petani, walau kebijakan Presiden Jokowi belum diberlakukan saat itu.

Kata Jonly, Gubernur yang saat itu mengenakan kaos oblong berwarna biru kaget dan menggelengkan kepala berulangkali saat mendengarkan paparan mereka.

"Pak Gubernur bahkan hampir tak percaya saat kami katakan saat ini harga TBS petani turun drastis dari Rp3.000-an menjadi Rp 1.800-an per kilogram hanya dalam hitungan hari," ucap Jonly.

Karena minat Gubernur Herman Deru cukup tinggi mendengarkan problem yang dihadapi petani sawit, Jonly mengatakan audiensi yang semula dijadwalkan paling lama setengah jam molor menjadi lebih sejam.

Bahkan, kata dia, jika semula Gubernur Herman Deru duduk secara formal saat menjamu mereka, tak lama kemudian Gubernur duduk menyilangkan kaki ke kursi agar bisa lebih santai.

"Di Griya Agung itu, Pak Gubernur berjanji ke kami akan membentuk secepat mungkin tim khusus yang mengawasi penerapan harga TBS di tingkat pabrik kelapa sawit. Beliau akan melibatkan Dinas Perkebunan Sumsel," kata Jonly.

Tim itu dibentuk untuk mencegah praktek curang pembelian harga TBS petani dengan harga murah oleh PKS.

Anggota tim akan bekerja setiap hari dan mengecek langsung ke PKS-PKS yang ada sampai krisis harga TBS petani membaik.

Kemudian, Jonly menyebutkan malam itu Gubernur Herman Deru menelepon langsung Kepala Stasiun TVRI Sumsel, Sukirman, agar memberikan slot diskusi soal penderitaan petani sawit kepada SAMADE Sumsel sebelum Lebaran.

"Dan permohonan kami agar diikutsertakan dalam diskusi penetapan harga TBS yang dilakukan Dinas Perkebunan Sumsel juga dikabulkan beliau dan segera akan menghubungi pihak Dinas Perkebunan untuk membicarakan hal ini," kata Jonly.

Kepada mereka, Gubernur Herman Deru malam itu mengaku memberikan dukungan dan turut prihatin terhadap nasib yang dialami petani sawit.

Ia juga mengaku baru tahu kalau ada asosiasi yang didirikan oleh dan untuk petani sawit swadaya itu sendiri.

"Alhamudlilah, dari awal perkenalan dan audiensi itu, beliau berjanji akan terus membangun komunikasi dengan SAMADE Sumsel agar tahu kelak kebijakan apa yang harus diambil terkait dengan nasib petani sawit di Sumsel agar lebih sejahtera," tegas Jonly Sirait.


 

Komentar Via Facebook :