Berita / Nusantara /
Dampak Larangan Ekpor, Perkirakan TBS Akan Naik Sampai Rp5.000
Jambi, elaeis.co - Sejak 28 April 2022 lalu, pemerintah resmi memberlakukan larangan bahan baku dan minyak goreng ke luar negeri. Hal ini kuat dugaan bertujuan untuk memenuhi stok minya goreng dalam negeri.
Kendati dampak awal dari kebijakan itu banyak Pabrik Kelapa Sawit (PKS) justru menurunkan harga bahkan hingga 50% dari harga penetapan dinas perkebunan, namun kebijakan ini dinilai memiliki dampak positif terhadap harga CPO dan tandan buah segar (TBS) kelapa sawit milik petani ke depannya.
"Bagaimana tidak saat ini negara-negara konsumen CPO dari Indonesia sudah mulai menjerit saat ini. Padahal yang dilarang oleh presiden adalah bahkan baku dan minyak goreng bukan CPO," beber Ketua Bidang Advokasi dan Hukum DPW Apkasindo Jambi, Dermawan Harry Oetomo saat berbincang dengan elaeis.co, Kamis (5/4).
Menurut Harry kebijakan itu justru menunjukkan gengsi kelapa sawit Indonesia kepada dunia. Saat ini kondisi pasar, minyak nabati melonjak naik hingga negara-negara konsumen CPO menjerit. Seperti India, Malaysia dan lain sebagainya.
"Kalau sudah begitu, otomatis harga CPO akan meningkat dalam waktu dekat ini. Malah harga TBS bisa menyentuh Rp5.000/kg. Minimal saya yakin diangka Rp4.000/kg," paparnya.
Untuk itu pihaknya saat ini terus mengimbau petani agar tidak salah mengartikan kebijakan dari pemerintah tersebut. Karena memiliki tujuan baik.
"Untuk saat ini kita memang harus bersabar dengan ulah para PKS-PKS ini. Mereka menurunkan harga secara semena-mena sejak 23 April 2022 lalu. Kita akan pantau terus bagaimana perkembangannya," kata dia.
"Diperkirakan PKS akan beroperasi kembali pada Senin besok usai libur lebaran tahun ini. Kita juga berharap gubernur keluarkan surat edaran pemberian sanksi terhadap para PKS nakal tersebut. Karena sudah membuat rakyat sengsara," bebernya.
Komentar Via Facebook :