https://www.elaeis.co

Berita / Nusantara /

Dan Kelapa Sawit Pun 'Kebal' Corona

Dan Kelapa Sawit Pun

Ketua Umum DPP Apkasindo, DR (c) Gulat Medali Emas Manurung saat menggelar rapat zoom. foto: Ist


Jakarta, elaeis.co – Teramat sulit dipungkiri bahwa sesungguhnya petani kelapa sawit Indonesia teramat patuh pada keputusan presidennya.  

Tengok sajalah Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo). Saat Presiden Joko Widodo memutuskan percepatan Peremajaan sawit Rakyat (PSR) 500 ribu hektar hingga 2022, organisasi petani sawit terbesar di dunia ini langsung ikut gerak cepat. 

Rapat Koordinasi bersama ketua Dewan Pembina DPP Apkasindo, Jenderal TNI (Purn) Moeldoko langsung digelar di Bina Graha Jakarta.

Audiensi juga dilakukan dengan Wakil Presiden KH. Maaruf Amin di Istana Wapres beberapa hari kemudian. 

Dari hasil rakor dan audiensi itu, Apkasindo dapat perintah harus pakai bibit unggul biar produktivitas kebun sawit rakyat melalui program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) itu, meroket. 

Sembari menjalankan perintah itu, pemerintah rupanya bikin kejutan lagi, "Terobosan B30 telah membikin harga Crude Palm Oil (CPO) meroket. Mau tak mau, harga Tandan Buah Segar (TBS) pun ikut tergeret," cerita Ketua umum DPP Apkasindo, DR (c) Gulat Medali Emas Manurung, saat berbincang kilas balik 2020 bersama elaeis.co, tadi malam. 

Periode Desember 2019 dan Januari 2020 kata ayah dua anak ini, harga TBS di tingkat petani --- pada penetapan harga di Riau --- mencapai Rp2000 perkilogram. 

Hanya saja dua bulan kemudian, pandemi corona menghajar ekonomi Indonesia. Sempat juga petani jantungan oleh wabah itu. Mereka ketakutan kalau-kalau Pabrik Kelapa Sawit (PKS) akan tutup. 

"Kami sangat bersyukur aktivitas perkebunan sawit rakyat tidak terganggu, kami bisa beraktivitas seperti biasa dengan protokol kesehatan dan yang lebih bersyukur lagi, Pabrik Kelapa Sawit (PKS) tetap buka dan menerima serta membayar hasil kebun kami," ujar lelaki 48 tahun ini. 

Sudahlah langgeng bertransaksi, bagi petani sawit, pandemi ternyata membawa hikmah. Yang tadinya mereka awam dengan yang namanya pertemuan dunia maya, selama pandemi, justru itu yang jadi mainan mereka. 

"Kami naik kelas lantaran kami bisa memanfaatkan teknologi zoom sebagai sarana komunikasi. Sepanjang 2020, urusan percepatan PSR, tata niaga TBS yang berkeadilan, penguatan koperasi dan UKM, konsolidasi nasional, HUT Apkasindo ke-20, kami lakukan lewat zoom. Tak hanya petani sawit dari 22 provinsi 134 kabupaten kota yang hadir, sederet  pengambil kebijakan dan stakeholder, juga ada di sana," ujar lelaki ini tertawa. 

Masih di masa pandemi kata Gulat, Apkasindo terus melakukan sederet inovasi gimana caranya supaya petani naik kelas di sektor lain. 

"Kami MoU dengan Surveyor Indonesia, PPKS, Damimas, Mutu Agung serta pihak terkait lainnya. Ini semua demi petani," ujar Gulat.


Komentar Via Facebook :

Berita Terkait :