https://www.elaeis.co

Berita / Kalimantan /

Dari Sawit Hingga Udang, Berikut Peluang Investasi Potensial di Kalteng

Dari Sawit Hingga Udang, Berikut Peluang Investasi Potensial di Kalteng

Forum Investor Kalteng 2023. foto: MC Kalteng


Palangka Raya, elaeis.co - Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Penelitian dan Pengembangan (Bappedalitbang) Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) Leonard S. Ampung menyampaikan paparan Peluang Investasi di daerah itu dalam Forum Investor Kalteng 2023 dengan tema “Kalteng Bercahaya Makin Berkah”, Kamis (21/12).

Forum ini dibuka oleh Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan (Ekbang) Sri Widanarni mewakili Gubernur Kalteng.

Leonard mengatakan, salah satu sasaran pembangunan nasional adalah menciptakan pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan, termasuk di dalamnya pemerataan pendapatan antar daerah. Untuk mencapai sasaran pembangunan tersebut, diperlukan perencanaan pembangunan ekonomi yang baik.

Ditambahkannya, investasi merupakan sebuah instrumen yang dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi sekaligus mempercepat menyelesaikan berbagai permasalahan pembangunan yang berujung pada pengurangan kemiskinan dan ketimpangan dengan penciptaan lapangan pekerjaan.

“Investasi patut diprioritaskan dalam skema pembangunan nasional maupun pembangunan daerah,” katanya dalam keterangan resmi MC Kalteng.

Lebih lanjut ia menyampaikan, pada RPJMD Tahun 2021-2026, target investasi penanaman modal di Kalteng untuk tahun 2023 sebesar Rp 8,30 trilyun dinaikkan menjadi Rp 14,9 trilyun dengan capaian realisasi sebesar 95%.

Berdasarkan RPJPD Kalteng Tahun 2005-2025, arah pembangunan wilayah Provinsi Kalteng dan arah kebijakan pembangunan dibagi menjadi tiga zona. Yaitu Wilayah Pengembangan Kalteng Bagian Barat (Kab. Sukamara, Kab. Seruyan, Kab. Lamandau, Kab. Kobar dan Kab. Kotim), Wilayah Pengembangan Kalimantan Tengah Bagian Tengah (Kota Palangka Raya, Kab. Katingan, Kab. Pulang Pisau, Kab. Kapuas dan Kab. Gunung Mas) dan Wilayah Pengembangan Kalimantan Tengah Bagian Timur (Kab. Murung Raya, Kab. Barito Utara, Kab. Barito Selatan dan Kab. Barito Timur).

Adapun peluang investasi di wilayah pengembangan bagian barat diantaranya ialah pertanian jagung 500 Ha dengan nilai potensi investasi Rp 30,1 milyar, budidaya udang vaname 76 Ha dengan nilai potensi investasi Rp 141,6 milyar, industri hilir kelapa sawit 250.000 ton/tahun dengan nilai potensi investasi Rp 441 milyar, pabrik Minyak Goreng 25.000 ton/tahun dengan nilai potensi investasi Rp 52,4 milyar.

Sedangkan untuk peluang investasi di wilayah pengembangan bagian tengah diantaranya yaitu pembangunan pabrik penggilingan padi luas lahan 2 Ha dengan kapasitas produksi 70.000-80.000 ton/tahun dengan nilai potensi investasi Rp 129,7 milyar maupun tanaman holtikultura lainnya; penggemukan sapi jenis limosin, luas lahan 100 Ha dengan kapasitas produksi 500 ekor/tahun dengan nilai potensi investasi Rp 16,6 milyar; pengembangan dan pembangunan pabrik kelapa sawit, luas lahan 7.500 Ha dengan kapasitas produksi CPO 15.000-20.000 ton/tahun dengan nilai potensi investasi Rp 113,7 milyar; industri minyak goreng sawit, dengan nilai potensi investasi Rp 450 – Rp 500 milyar. 

Kemudian, peluang investasi di wilayah pengembangan bagian timur ialah penambangan batubara, dengan potensi nilai investasi US$ 1,92 juta, Cold Storage 25 ton dengan potensi nilai investasi Rp 126 milyar, pabrik penggilingan padi modern dengan potensi nilai investasi Rp 7,64 milyar, pabrik karet remah 5.000 ton/tahun dengan potensi nilai investasi Rp 15 milyar.

Di akhir paparannya, Leonard menambahkan bahwa pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) ke Kalimantan sejalan dengan upaya untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif dan merata, salah satunya dengan membangun sebuah pusat gravitasi ekonomi baru di tengah Indonesia.

"Dengan demikian, pembangunan Indonesia tidak lagi Jawa Sentris, akan tetapi Indonesia Sentris dengan IKN sebagai pusat dan lokomotif pertumbuhan ekonomi baru di masa depan yang diharapkan dapat memaksimalkan potensi sumber daya daerah," bebernya.

Menurutnya, Kalteng dapat mengambil peran sebagai daerah mitra bagi IKN. Daerah mitra adalah kawasan tertentu di Pulau Kalimantan yang dibentuk untuk pembangunan dan pengembangan superhub ekonomi IKN.

“Apabila IKN sudah berkembang, sudah barang tentu akan ada demand-demand baru yang cukup signifikan baik dari sisi pertanian (tanaman pangan, holtikultura, perikanan), perkebunan, supply chain industri, produk UMKM, dan lain sebagainya. Jika peluang itu dapat kita tangkap, tentu saja akan semakin menambah daya tarik investasi di Kalteng,” pungkasnya.
 

Komentar Via Facebook :