Berita / Sumatera /
Defisit 15.061 Ekor Sapi, Begini Upaya Babel Meningkatkan Populasinya
Pangkalpinang, elaeis.co – Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) kekurangan atau defisit 15.061 ekor sapi setiap tahun. Kemampuan peternak lokal cuma bisa menyediakan 2.672 ekor sapi.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Babel Edi Romdhoni MM, mengatakan, produksi sapi lokal belum dapat memenuhi kebutuhan masyarakat akan daging yang mencapai 5.300 ton atau setara 17.351 ekor sapi per tahun.
“Sementara kemampuan Bulog memasok daging hanya 100 ton per tahun. Sehingga jika hanya dipenuhi dari produksi lokal dan bulog, maka masih terjadi defisit sebesar 15.061 ekor untuk konsumsi,” katanya.
Untuk menutupi kekurangan tersebut, katanya, sapi terpaksa didatangkan dari luar daerah. Menurut Edi, setidaknya 15.388 ekor sapi setiap tahun dipasok ke Negeri Serumpun Sebalai dalam rangka mencukupi kebutuhan daging di daerah ini. “Ketersediaan sapi tingkat lokal hanya 11,31 persen. Sisanya didatangkan dari luar Babel,” jelasnya.
Karena itu, Pemprov Babel terus berupaya meningkatkan populasi ternak sapi ke depan. Termasuk mengintegrasikan peternakan sapi di perkebunan sawit. "Ada bantuan 110 ekor sapi yang disebar ke tujuh kabupaten dan kota yang didanai APBD tahun ini," ungkapnya.
“Intinya, dalam rangka untuk meningkatkan populasi dan produksi daging di Babel, peranan bantuan pemerintah ini sangat penting. Kalau kita berharap masyarakat yang membeli sapi sendiri untuk dipelihara, saya pikir persentasenya masih sangat kecil. Makanya kita yang harus mendorong terus lewat pemberian bantuan,” tambahnya.
Ke depan Edi berharap kemampuan peternak lokal untuk menyediakan daging sapi semakin tinggi. Dengan demikian ketergantungan Babel terhadap ternak sapi dari luar daerah akan terus berkurang karena sudah disediakan peternak dalam daerah.
“Target sampai tahun 2026 populasi sapi mencapai 23.357 ekor sedangkan produksi daging 7.135 ton,” tukasnya.
Dia menambahkan bahwa pengembangan hijauan pakan ternak, termasuk pengelolaan limbah di kebun sawit, juga menjadi rangkaian lain dalam rangka membantu peningkatan populasi ternak di masa mendatang.
“Termasuk sarana dan prasarana produksi, kemudian optimalisasi reproduksi melalui inseminasi buatan, dan upaya meningkatkan pelayanan kesehatan hewan,” pungkasnya.
Komentar Via Facebook :