https://www.elaeis.co

Berita / Sumatera /

Derita Petani Sawit di Bengkulu Selatan dan Kaur Sama; Harga TBS Stagnan di Tengah Musim Trek

Derita Petani Sawit di Bengkulu Selatan dan Kaur Sama; Harga TBS Stagnan di Tengah Musim Trek

Ilustrasi-petani kelapa sawit. Dok.elaeis


Bengkulu, elaeis.co - Penderitaan yang dialami petani kelapa sawit di Kabupaten Bengkulu Selatan sama dengan petani di Kabupaten Kaur. Yakni harga TBS sawit stagnan di tengah produksi turun atau musim trek.

Padahal, sebelumnya harga TBS sawit di dua daerah yang terletak di Provinsi Bengkulu itu sempat menyentuh Rp2.000 per kilogram.

Baca Juga: Sudah 15 Tahun Akses Petani Sawit di Daerah Ini Tak Tersentuh

Seperti PT KGS di Kabupaten Kaur yang hanya membeli TBS sawit petani di angka Rp2.000 per kilogram. Padahal sebelumnya sempat menaikkan harga Rp60 per kilogram.

Asisten Pembelian Buah PT KGS, Yuliman mengatakan, harga beli TBS sawit petani  saat ini bervariasi. Seperti di wilayah Bintuhan harga beli Rp 1.740 per kilogram dan Padang Guci Rp 1.830 per kilogram. Sementara di Bengkulu Selatan masih di angka Rp 1.910 per kilogram.

Baca Juga: Fenomena El Nino Picu Kekeringan, Petani Sawit Diminta Waspada

"Bisa kita bilang, harga sawit masih sama, belum naik," kata Yuliman kepada elaeis.co, kemarin.

Hal yang sama juga terjadi di PT APLS. Pabrik kelapa sawit ini membeli TBS dari petani sesuai dengan kondisi buah. Tapi tidak jauh beda dengan harga di pabrik lainnya. Masih berkisar Rp1.690-Rp1.720 per kilogram.

Sementara, Arman, salah satu petani sawit di Kabupaten Bengkulu Selatan mengatakan, produksi sawit di daerahnya saat ini sedang turun. Di tengah musim trek ini, harga jual TBS sawit juga tidak bergerak dari angka Rp1.900-an per kilogramnya.

Baca Juga: Oalah! Alokasi DBH Sawit 2024 Turun Ratusan Miliar

"Dalam tahun ini, musim trek terjadi sudah dua kali. Biasanya satu tahun sekali. Ini malah dua kali. Penyebab (trek) kita tidak tahu," kata Arman.

Hal yang sama juga diakui Humas PT BSL, Idius Safari, bahwa pasokan TBS sawit ke pabrik mulai berkurang. Bahkan, kata Idius, stok bahan baku yang diolah saat ini hanya cukup untuk beberapa hari ke depan.

"Pasokan TBS sawit dari petani menurun. Alhasil produksi CPO juga ikut menurun," kata Idius.

Komentar Via Facebook :