https://www.elaeis.co

Berita / Serba-Serbi /

Petani Sawit

Di Provinsi Ini, Sejumlah Aktivis SAMADE Gemakan Tagar

Di Provinsi Ini, Sejumlah Aktivis SAMADE Gemakan Tagar

Logo DPW SAMADE Provinsi Jambi. (Foto Dok. SAMADE Jambi)


Jambi, elaeis.co - Entah karena kesal atau benar-benar ingin memberikan dukungan, sejumlah petani sawit swadaya yang juga aktivis dari DPW Asosiasi Sawitku Masa Depanku (SAMADE) Provinsi Jambi menggemakan sejumlah tanda pagar (tagar) atau hastag.

"Tagar-tagar itu ditujukan ke Dinas Perkebunan Provinsi Jambi," kata Ibrahim Siagian, salah satu aktivis SAMADE Jambi, kepada elaeis.co, Selasa (24/5/2022) sore.

Sejumlah bunyi tagar yang mereka sampaikan ke Disbun Jambi seperti #BuatDisbunJambiBertaji, #DisbunJambiHarusBernyali, #DisbunManaTajimu, atau bahkan ada tagar yang lebih keras, #TekanDisbunBertaji.

Ibrahim Siagian menyebutkansejumlah tagar itu diungkapkan karena  mereka kesal sekaligus ingin menguatkan Disbun Jambi agar punya keberanian menerapkan harga pembelian tandan buah segar (TBS) bagi petani sawit swadaya.

"Kan mereka sendiri yang menetapkan harga TBS produksi petani sawit setiap pekan. Kok bisa mereka diam saja saat harga TBS petani sawit swadaya bisa jauh perbedaannya dengan harga pembelian di pabrik kelapa sawit," kata Ibrahim.

Ia juga menilai Disbun Jambi berupaya mengelak dari kewajiban membela petani sawit swadaya.

Ia melihat indikasi itu dari pernyataan beberapa pejabat Disbun Jambi yang berjanji akan membela petani dengan sejumlah syarat.

"Mereka berjanji akan membela kalau kami sudah membentuk kelompok atau koperasi. Harusnya kan ada peran aktif pemerintah dalam mendorong kami untuk membentuk apa yang mereka mau," kata Ibrahim.

Yang tak kalau kesalnya, kata Ibrahim, ketika pihak Disbun Jambi juga berjanji memberikan pembelaan kalau kebun sawit milik petani swadaya tidak berada dalam kawasan hutan.

"Inikan namanya cari-cari alasan. Bagaimana dengan petani sawit yang sudah puluhan tahun berkebun tapi pemerintah kemudian menyatakan  kebun itu ada di dalam kkawasan hutab," kata Ibrahim.

Ia justru mempertanyakan apakah Disbun Jambi ada mempertanyakan status lahankebun milik pengusaha sawit, apakah ada di dalamkawasan hutan atau tidak.

"Katanya mau membantu tapi kok pakai segala  macam syarat. Bukannya kami dibantu, malah kami diberi banyak syarat. Ada-ada aja Disbun Jambi ini," tegas Ibrahim Siagian.

Komentar Via Facebook :