Berita / Sumatera /
Diduga Gegara PT Fajar, Ratusan Hektare Kebun Warga Cot Mee Aceh Tergenang Air
Aceh, Elaeis.co - Ratusan hektare perkebunan warga Desa Cot Mee, Kecamatan Tadu Raya, Kabupaten Nagan Raya, Aceh, dalam sebulan ini digenangi air. Warga menuding genangan itu bersumber dari air buangan kebun kelapa sawit PT Fajar Baizury & Brother’s, berjarak sekitar 800 meter dari desa mereka.
Kepala Desa Cot Mee Abdul Manan menuturkan, air buangan dari perusahaan tersebut seharusnya mengalir ke tiga desa: Kuala Tadu, Rambung, dan Cot Mee. Namun, dua desa lain telah menutup saluran air sehingga hanya mengalir ke Cot Mee.
"Maka timbul banjir karena di Cot Mee tidak bisa menampung air dengan volume besar," katanya seperti dikutip dari acehkini-media partner kumparan, Senin (29/3).
Abdul Manan menjelaskan, air genangan tersebut merendam sekitar 200 hektare kebun masyarakat, mulai dari cabai, terong, hingga kelapa sawit. Genangan air paling tinggi mencapai satu meter. Dampaknya, petani kerap gagal panen atau tidak dapat bercocok tanam karena kebun terendam air.
"Air buangan ini juga menimbulkan gatal-gatal dan merusak jalan desa yang dibangun untuk mengangkut hasil panen kelapa sawit masyarakat, serta merusak jembatan yang dibangun menggunakan dana desa," ujar Abdul Manan.
Warga Cot Mee telah beberapa kali meminta perusahaan bertanggung jawab mengatasi masalah tersebut. Namun, hingga kini antara masyarakat dan perusahaan belum ada titik temu. Masyarakat juga mengadu masalah itu ke Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Nagan Raya.
“Warga sudah berulang kali meminta perusahaan memindahkan saluran buangan, tetapi mereka tidak mau," sebutnya.
Terpisah, Kepala Bagian Hubungan Masyarakat PT Fajar Baizury & Brother’s, Maijuni, membantah bahwa air yang menggenangi kebun warga Cot Mee adalah air buangan perusahaannya. Menurutnya, air itu bersumber dari Krueng Tadu yang mengalir ke kebun kelapa sawit perusahaan lalu menuju Cot Mee.
"Sebelum kami buka perusahaan memang sudah ada, air itu masuk dari Krueng Tadu melalui kebun kami lalu ke Desa Cot Mee. Kami juga korban, air dari mana-mana masuk ke kebun kami, jadi salurannya keluar dari kebun kami," ujar Maijuni.
Komentar Via Facebook :