Berita / Sumatera /
Diduga Lakukan Pelanggaran, Begini Cara Perusahaan Sawit Menyembunyikannya
Medan, elaeis.co - Ketua Umum DPP Serikat Buruh Perkebunan Sawit Indonesia (Serbundo), Herwin Nasution (54), kesal. Berulang kali berkunjung ke sejumlah perkebunan sawit, selalu disuguhi pemandangan yang bagus-bagus.
"Setiap melakukan konsolidasi ke basis buruh Serbundo, selalu diketahui pihak perusahaan. Pasti kemudian terlihat kondisi perkebunan sawit terawat , rapi, bersih. Kesannya ada yang hendak ditutupi pihak perusaha dengan mendandani kebun sawit mereka," kata pria yang biasa dipanggil Bung Masdon ini kepada wartawan di Medan, Senin (18/4).
Menurutnya, perusahaan yang melakukan benah-benah dadakan itu bukan cuma perusahaan kecil, tapi juga perusahaan besar anggota roundtable on sustainable palm oil (RSPO).
"Saya tahunya justru dari anggota Serbundo. Sebelum bapak datang, kami disuruh bersih-bersih kebun sawit, kami diminta pakai peralatan kerja yang bagus. Begitu kata anggota Serbundo ke kami," bebernya.
Pihak manajemen pun mengakui saat Masdon mengkonfirmasinya. Perusahaan pasti beres-beres jika dapat kabar ada aktivis mau berkunjung ke kebun.
"Bukan saya saja, aktivis Migran Care dan serikat buruh lainnya yang mencoba datang diam-diam ke sejumlah perkebunan sawit, eh bocor juga informasinya. Alhasil, saat aktivis sampai di perkebunan, yang tampak kinclong semua, sudah didandani," ujarnya.
Dia menduga hal ini dilakukan karena ada sesuatu yang salah tapi sedang ditutup-tutupi pihak perusahaan. Karena itu, ia bertekad akan melakukan investigasi yang lebih rapi, diam-diam, serta tersembunyi ke sejumlah perusahaan sawit guna mengungkap apa yang sebenarnya terjadi.
"Banyak aktivis, jurnalis, fotografer, serta videografer, yang mau ikut kolaborasi menginvestigasi perusahaan sawit," katanya.
"Maaf, kami tak bisa sebut perusahaan sawit mana dan kapan akan kami investigasi. Sebab, kalau diinfokan, nanti bocor lagi ke pihak manajemen," tambahnya.
Masdon menyebutkan, investigasi dilakukan guna menghentikan dugaan praktik tak lazim dalam perburuan di perusahaan sawit, termasuk soal pengupahan dan praktik penggunaan buruh anak, perempuan, dan buruh harian lepas.
"Bisnis sawit sekarang lagi ada di atas. Konglomerat-konglomerat sawit itu menikmati banyak keuntungan, tapi di saat yang sama mereka memperlakukan buruh dengan cara yang tidak benar. Praktik ini harus dihentikan," tegasnya.
Komentar Via Facebook :