Berita / Serba-Serbi /
Diformulasi Peneliti BRIN, Pestisida Ramah Lingkungan Dikomersialisasi
Jakarta, elaeis.co - Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) terus melakukan riset untuk menjawab kebutuhan masyarakat. Salah satunya adalah membuat pestisida ramah lingkungan. Bahkan pestisida ramah lingkungan karya peneliti BRIN siap dikomersilkan.
Pusat Riset Mikrobiologi Terapan (PRMT) Organisasi Hayati dan Lingkungan (ORHL) BRIN menandatangani kerja sama dengan mitra industrinya, PT Anugerah Mustika Ostindo (AMO) tentang pemanfaatan hasil riset Teknologi Pestisida Ramah Lingkungan Berbasis Bakteri Bacillus dan Kapang Trichoderma dalam Asap Cair.
Kepala PRMT BRIN, Ahmad Fathoni mengapresiasi dukungan PT AMO terhadap BRIN. "Tak hanya hilirisasi hasil riset, namun implementasi riset juga bermuara pada tahap komersialisasi," jelasnya dalam keterangan resminya.
"Basis kegiatan riset adalah permasalahan yang ada di mitra. Setelah dibawa ke laboratorium, kita kembangkan untuk penyelesaian. Kemudian kita komitmen sama-sama mengembangkannya saat kebutuhan terhadap produk semakin besar," tambahnya.
Menurutnya, tantangan yang dihadapi BRIN saat ini adalah teknologi translasi, yaitu bagaimana menghantarkan hasil riset dari laboratorium ke lapangan. "Karena setelah diuji laboratorium bagus, belum tentu setelah lapangan aktivitasnya sama. Makanya ke depan perlu dipikirkan standarisasi proses dan kualitas produk. BRIN akan mendukung dari sisi tenaga ahli dan peralatan analisis," tegasnya.
Fathoni berharap kerja sama dengan PT AMO bisa untuk jangka panjang. "Kerja sama ini sudah diinisiasi sejak tahun 2004, yakni teknologi biopeptisida pemanfaatan mikroba tertentu yang fokus di industri perkebunan kelapa sawit," ungkapnya.
Manajer Penelitian dan Pengembangan PT AMO, Radix Setiawan, mengungkapkan alasan memilih formula bakteri Bacillus dan kapang Trichoderma dalam asap cair. "Dari prototipe yang sudah dibuat oleh BRIN, musuh alami dari penyakit yang kita ingin kendalikan, sudah ada buktinya berupa tulisan, jurnal, dan produk prototipe," sebutnya.
Sesuai tahapan kerja, diharapkan pada tahun 2024 sudah ada target produk yang dapat diaplikasikan dengan baik. "Kami secara umum siap berkolaborasi dan mendukung riset yang dilakukan tim periset PRMT BRIN. Baik sumber daya, sarana dan finansial, bisa kita support," tuturnya.
"Kegiatan riset yang telah dikembangkan peneliti BRIN dapat memberikan nilai tambah khususnya dalam pengembangan dan pemasaran produk untuk upaya optimalisasi lahan-lahan marginal," tambahnya.
Koordinator Kerja Sama sekaligus Ketua Kelris Pemulihan Mikrobiologis, PRMT BRIN, Novik Nurhidayat, mengungkapkan harapannya agar kerja sama riset dapat berjalan sampai di ujung masyarakat pengguna. "Kerja sama laboratorium kami dengan banyak perusahaan sudah berjalan lama, beberapa produk inventif dan inovatif berbasis mikroorganisma sudah dikembangkan dan digunakan dalam banyak industi dan dimanfaatkan masyarakat banyak," paparnya.
"Intinya pada kerja sama yang disepakati ini, kita menggabungkan kekuatan sumber daya mikroorganisma terpilih dan juga beberapa bahan alami terseleksi untuk melawan serangan penyakit pada tanaman industri seperti sawit. Mulai dari bawah sampai ke atas, buah, kita coba, dan hasilnya sudah terlihat di perkebunan sawit di Kabupaten Belitung Barat," ungkap Novik.
Komentar Via Facebook :