https://www.elaeis.co

Berita / Nusantara /

Dinas Terkait Tak Berdaya, Petani Ancam Jual Sawit ke Malaysia

Dinas Terkait Tak Berdaya, Petani Ancam Jual Sawit ke Malaysia

DPRD Nunukan menggelar RDP membahas anjloknya harga TBS sawit. Foto: Set. DPRD Nunukan


Nunukan, elaeis.co - Para petani sawit di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, melampiaskan kekecewaannya dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) di DPRD Nunukan yang dihadiri Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Nunukan. Mereka mengeluh karena pabrik kelapa sawit (PKS) seenaknya menurunkan harga tandan buah segar (TBS) sawit.

Ketua Kelompok Tani Rukun Indah Damai 2 Sebakis, Sahir Tamrin, mengaku, sudah mengadukan kelakuan PKS yang tidak mematuhi harga yang ditetapkan pemerintah itu ke DKPP pertengahan Mei lalu, namun tidak ditanggapi. Itu sebabnya petani meminta DPRD Nunukan menggelar RDP.

"Kami cuma minta ketegasan dinas terkait kenapa harga TBS tidak sesuai dengan yang ditetapkan oleh tim penetapan harga. Harga ditetapkan pemerintah Rp 2,5 juta per ton, tapi dibeli PKS Rp 1,2 juta. Malah di tingkat petani ada yang Rp 500/kg," katanya dalam RDP itu.

Jika pemda tak bisa menyelesaikan keluhan itu, maka para petani meminta agar dibolehkan menjual sawitnya ke Malaysia.

“Di sana harganya Rp 4,5 juta, beda jauh dengan di sini," sebutnya.

Menanggapi hal itu, Kepala DKPP Nunukan, Mukhtar menyebutkan bahwa pihaknya hanya sebagai anggota di Tim Penetapan Harga. Pemprov Kalimantan Utara juga melibatkan PKS, asosiasi petani kelapa sawit, dan DPRD Provinsi, dalam tim itu.

“Fungsi kami hanya sebagai mediator, mempertemukan kelompok tani dengan pengusaha PKS. Lalu harga sawit yang disepakati ditetapkan dan dituangkan dalam berita acara,” katanya dalam keterangan resmi, kemarin

Ditambahkannya, harga yang ditetapkan oleh tim tersebut hanya berlaku bagi petani plasma atau yang bermitra dengan PKS namun tidak berlaku untuk petani mandiri atau swadaya.

Menurutnya, salah satu penyebab turunnya harga TBS adalah penuhnya stok CPO dan bahan baku sehingga ada pabrik yang menolak membeli sawit.

Saat ini hanya 5 perusahaan di daerah itu yang masih membeli TBS. Yakni PT PNS, PT Sampoerna, PT NSM, PT Sebaung, dan PT NJL. Sementara yang lain sudah tidak membeli TBS untuk sementara waktu.

"Anjloknya harga TBS terjadi secara nasional. Saya pahami keadaan petani di tengah naiknya harga pupuk dan racun. Kami akan menyampaikan keluhan ini ke pemerintah provinsi agar segera mendapatkan solusi," sebutnya.

 

Komentar Via Facebook :