https://www.elaeis.co

Berita / Kalimantan /

Direncanakan Sejak 2017, Jembatan Telen Dipastikan Dibangun Tahun ini

Direncanakan Sejak 2017, Jembatan Telen Dipastikan Dibangun Tahun ini

Bupati Ardiansyah dan sejumlah pejabat teknis meninjau lokasi rencana pembangunan jembatan di Telen. Foto: Vian Pro Kutim


Sangatta, elaeis.co - Di sejumlah kesempatan, Bupati Kutai Timur (Kutim), Kalimantan Timur, H Ardiansyah Sulaiman, kerap menjelaskan bahwa wilayah kabupaten berjuluk “Tuah Bumi Untung Benua” ini begitu luas. Dengan bentang tofografi yang berbeda-beda, sangat membutuhkan effort atau upaya keras dan komitmen yang kuat untuk memulai pembangunan.

Pernyataan itu diulanginya lagi saat bertemu dengan masyarakat saat kunjungan kerja ke Kecamatan Telen. "Dengan APBD yang terbatas, maka diperlukan pula terobosan dan alternatif pembiayaan lainnya. Bisa dari pemerintah pusat maupun Provinsi Kalimantan Timur," katanya dalam keterangan resmi Diskominfo Kutim dikutip Selasa (13/2).

Meskipun ada keterbatasan anggaran, menurutnya, pembangunan dilakukan bertahap. "Komitmen membangun infrastruktur terus digalakkan oleh Pemkab Kutim guna memenuhi kebutuhan dasar masyarakat demi memajukan daerah," ujarnya.

Khusus di Kecamatan Telen, menurutnya, tahun ini Pemkab Kutim akan membangun Jembatan Telen yang memiliki panjang bentang utama hampir 100 meter, Jembatan Sei Mara, Kantor Camat Telen, dan pemugaran Gedung Gereja GKII di Desa Lung Melah. “Semua pembangunannya dimulai tahun 2024 ini,” katanya.

Menurutnya, pembangunan Jembatan Telen sudah direncanakan sejak 2017 dan baru tahun ini dipastikan akan dibangun dengan kontrak tahun jamak (Multi Years Contract). “Estimasi biaya sebesar Rp 52 miliar. Proses lelang sudah masuk tahap ke empat, tinggal menunggu feasibility study, studi kelayakan dan kelengkapan dokumen amdal. Paling lama sebulan prosesnya selesai, langsung dikerjakan,” jelas Ardiansyah.

Jika jembatan ini terbangun, maka akan membuka isolasi warga di Desa Marah Haloq, Juk Ayak, Muara Pantun dan Long Segar, dan memperlancar konektivitas antar wilayah beberapa kecamatan.

"Jika jembatan dibangun akan memudahkan lalu lintas barang dan jasa. Kemudian memangkas biaya transportasi. Hasil pertanian dan panen sawit masyarakat lebih mudah dijual. Sedangkan dari segi sosial budaya, kemudahan interaksi sosial diantaranya masyarakat," paparnya.

Infrastruktur lain yang juga menjadi perhatian Ardiansyah di Telen adalah jalan poros dari Desa Muara Pantun ke Desa Juk Ayak sepanjang 23 kilometer. Saat, di ruas jalan poros itu sedang dilakukan peningkatan, tepatnya dari simpang tiga Batu Redi sepanjang 6 kilometer, yang masuk program Multi Years Contract.

“Saya sengaja melintasi jalan Poros Telen ini dari Muara Pantun, tidak lewat jalan milik perusahaan sawit, untuk melihat secara langsung bagaimana kondisi sebenarnya. Dari jalan poros hingga di simpang tiga Batu Redi ternyata ada belasan titik yang harus segera diperbaiki. Saya sudah perintahkan Bidang Bina Marga Dinas PUPR untuk melaksanakannya tahun ini,” tegasnya.

"Peningkatan dan pemerataan sosial ekonomi di desa bukanlah pekerjaan yang mudah. Makanya program-program yang dilaksanakan harus mempertimbangkan aspek keberlanjutan oleh masyarakat itu sendiri. Diharapkan dengan kegiatan yang sudah dilakukan, maka kesenjangan antara kecamatan dan kota tidak terlalu besar lagi,” tambahnya.


 

Komentar Via Facebook :