Berita / Nusantara /
DMO dan PE Harus Dihapus untuk Dongkrak Harga TBS Sawit
Bengkulu, elaeis.co - Pengamat ekonomi Bengkulu, Prof Dr Kamaludin, memandang bahwa harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit berpotensi untuk naik dan pulih dengan cepat jika kebijakan Domestic Market Obligation (DMO) dan Pungutan Ekspor (PE) dihapus.
Menurutnya, kedua kebijakan tersebut membuat harga beli TBS menjadi rendah. "Kebijakan DMO membatasi volume ekspor Crude Palm Oil (CPO) sehingga pasokan di dalam negeri melimpah dan membuat harga CPO menjadi rendah," kata Kamaludin, Minggu (7/5).
Dia menambahkan, melimpahnya pasokan CPO di dalam negeri akan membuat harga TBS kelapa sawit menjadi rendah. "Kebijakan tersebut membuat petani kelapa sawit kecil dan menengah kesulitan untuk memperoleh harga yang wajar dari hasil panen mereka. Makanya kebijakan DMO dan PE harus dihapuskan, agar harga TBS kelapa sawit bisa pulih," tuturnya.
Dia juga menilai kebijakan DMO dan PE berdampak pada industri hilir. Kebijakan DMO mengutamakan pasokan CPO untuk produksi minyak goreng sehingga mengurangi bahan baku bagi industri sabun dan kosmetik. Sementara itu, kebijakan PE membuat produk turunan kelapa sawit Indonesia menjadi lebih mahal di pasar global. "Akibatnya daya saing produk dalam negeri berkurang," ujarnya.
Kamaludin menekankan bahwa negara produsen sawit lain seperti Malaysia tidak memiliki kebijakan DMO dan PE sehingga harga sawit di negara tersebut lebih tinggi dibanding Indonesia.
"Indonesia dapat mempertimbangkan untuk mengikuti langkah Malaysia dan membebaskan pasar kelapa sawit dari kebijakan DMO dan PE untuk mengangkat harga TBS petani," tutupnya.
Komentar Via Facebook :