https://www.elaeis.co

Berita / Nusantara /

DMO-DPO 1:9, Harga TBS Terdongkrak

DMO-DPO 1:9, Harga TBS Terdongkrak

Ilustrasi-tandan buah segar kelapa sawit. (Dok. Elaeis)


Jakarta, elaeis.co - Rasio kewajiban perusahaan eksportir CPO untuk kebutuhan dalam negeri kini menjadi 1:9. Artinya ada perubahan dari sebelumnya yang hanya sebesar 1:7.

Perubahan ini menurut Sekretaris Jenderal GAPKI, Eddy Martono menjadi angin segar bagi para perusahaan eksportir CPO. Tentu hal itu nantinya juga akan berdampak pada harga tandan buah segar (TBS) sawit petani.

"Dampaknya terhadap TBS bagus. Hanya memang yang perlu dievaluasi adalah cara mendapatkan persetujuan ekspor. Dimana perusahaan harus memenuhi kebutuhan DMO dan DPO sebesar 85%," kata Eddy kepada elaeis.co, Selasa (2/8).

Yang menjadi persoalan, kata Eddy, status kejenuhan pasar. Artinya kesiapan pasar dalam negeri sangat diperlukan. "Jika pasar jenuh, sementara kewajiban 85% tidak tercapai, maka tentu rasio 1:9 tadi akan jadi sia-sia. Bahkan juga tidak akan maksimal jika rasio sampai 1:15 sekalipun," terangnya.

Saat ini kata Eddy, yang menjadi pertanyaan, negara belum memaparkan data rinci berapa jumlah CPO Indonesia yang telah diekspor. Sebab itu menjadi acuan apakah dampak Pungutan Ekspor yang ditiadakan pemerintah dirasakan sampai kepada masyarakat.

Memang saat ini harga TBS sudah mengalami kenaikan. Namun tidak kenaikannya tidak begitu signifikan seperti yang diharapkan petani.

"Akhirnya muncul kecurigaan bahwa tangki penyimpanan CPO pabrik kelapa sawit (PKS) masih dalam keadaan penuh. Jika begitu maka dipastikan penyerapan hasil kebun petani juga tidak maksimal," paparnya.

Disisi lain, sirkulasi ekspor juga belum berjalan normal. Pasalnya kondisi armada kapal pengangkut CPO juga masih minim. Malah belum ada perubahan sejak Pungutan Ekspor dihilangkan beberapa waktu lalu.

"Yang menjadi persoalan lagi, para eksportir baru bisa melakukan ekspor 1-2 bulan mendatang meski telah mendapatkan kapal. Itu pun harus mendapatkan PE terlebih dahulu. Jika belum ada PE maka eksportir belum berani mencari kapal," ujarnya.

"Untuk itu kita berharap ada kemudahan untuk mendapatkan persetujuan agar perjalanan ekspor tidak terhambat, sehingga harga TBS juga tidak tertekan seperti saat ini," pungkasnya.

Komentar Via Facebook :