Berita / Nusantara /
Dorong Peningkatan Ekspor, Bea Cukai Datangi Pelaku Usaha
Jakarta, elaeis.co – Bea Cukai Pekanbaru dan Bea Cukai Kalimantan Barat melaksanakan kegiatan customs visit customers (CVC) ke beberapa perusahaan di bawah area pelayanan dan pengawasannya. Kegiatan ini merupakan sarana Bea Cukai untuk mendalami proses bisnis pelaku usaha sekaligus memberi ruang diskusi bagi perusahaan terkait kebijakan kepabeanan dan cukai.
Bea Cukai Pekanbaru mengunjungi eksportir cangkang sawit, PT Jatim Propertindo Jaya, yang tahun 2022 lalu menyumbang penerimaan bea keluar lebih dari Rp29 miliar.
“Dengan frekuensi kegiatan ekspor yang cukup tinggi, dirasa perlu untuk dilaksanakan kegiatan CVC sebagai sarana asistensi dan media hearing dalam rangka peningkatan pelayanan,” ujar Hatta Wardhana, Kasubdit Hubungan Masyarakat dan Penyuluhan Bea Cukai melalui keterangan resminya baru-baru ini.
"Kegiatan ini juga sebagai bagian dari implementasi tugas dan fungsi bea cukai di bidang fasilitator perdagangan (trade facilitator) dan asistensi industri (industrial assistance),” imbuhnya.
Direktur PT Jatim Propertindo Jaya, Titus Yuwono mengapresiasi Bea Cukai Pekanbaru yang rutin mengunjungi pengguna layanan. "Diharapkan melalui program CVC, pelayanan yang diberikan Bea Cukai Pekanbaru dapat semakin meningkat," ucapnya.
Sementara itu, untuk menggali potensi dan meningkatkan daya saing pelaku usaha, Kanwil Bea Cukai Kalimantan Bagian Barat mengadakan CVC ke PT Energi Unggul Persada (EUP) yang berlokasi di Kecamatan Sungai Kunyit, Kabupaten Mempawah. Perusahaan yang berorientasi ekspor ini bergerak dalam bidang operasional pengolahan minyak kelapa sawit beserta turunannya, yakni olein atau minyak goreng, PFAD, fatty acid, stearin, dan biodiesel.
“Kunjungan ini bertujuan untuk mengukur dampak ekonomi di sekitar perusahaan, khususnya bagi masyarakat di sekitar Kabupaten Mempawah,” ungkap Hatta.
Dalam pertemuan ini ada beberapa poin yang dibahas yaitu, pemberdayaan masyarakat di sekitar perusahaan. "Diperoleh informasi bahwa dari 290 pekerja, sekitar 60% merupakan warga lokal," ungkapnya.
"Diharapkan perusahaan dapat melakukan pembinaan dan pelatihan terhadap UMKM agar dapat melakukan ekspor melalui perbatasan," tambahnya.
Kemudian dari sisi produksi, pabrik sanggup memproduksi sebanyak 1,7 juta ton. "Namun untuk saat ini masih terkendala suplai bahan baku CPO yang kurang, sehingga produksi tertinggi hanya 1,2 juta ton," sebutnya.
Dalam diskusi itu pihak perusahaan berharap operasional ekspor dapat segera dipindahkan dari Pelabuhan Dwikora ke Pelabuhan Kijing. "Pemindahan akan menurunkan biaya transpor bahan baku dan dapat mengantisipasi serta mengurangi resiko yang berdampak bagi lingkungan," paparnya.
"Bea Cukai selalu hadir berdampingan serta ikut terjun ke lapangan mendorong ekspor secara berkelanjutan di berbagai daerah dan berharap kegiatan ekspor ini dapat diikuti oleh pelaku usaha lainnya untuk bersama-sama meningkatkan perekonomian Indonesia," tutupnya.
Komentar Via Facebook :