https://www.elaeis.co

Berita / Nusantara /

DPRD Bengkulu Ancam Cabut Izin PKS Bandel

DPRD Bengkulu Ancam Cabut Izin PKS Bandel

Dinas Tanaman Pangan, Holtikultura dan Perkebunan (TPHP) bersama anggota Komisi II DPRD saat berdialog dengan manajemen PT BSL. (Ist)


Bengkulu, elaeis.co - Sekretaris Komisi II DPRD Provinsi Bengkulu, Yevri Sudianto menyayangkan pabrik minyak sawit mentah di daerah itu tidak mematuhi surat keputusan Gubernur Bengkulu soal harga TBS sawit.

Menurut Yevri itu menandakan pihak pabrik tidak mengormati keputusan pemerintah. Sehingga seolah-olah tidak menjaga wibawa pemerintah. 

"Harusnya perusahaan dapat menjaga wibawa pemerintah dengan mematuhi harga yang sudah ditetapkan," kata Yevri, kemarin.

Yevri juga mengaku prihatin dengan kondisi yang dialami pabrik yang belum bisa menjual CPO ke luar negeri. Karena itu rata-rata tanki penimbunan CPO pabrik penuh hingga menghentikan sementara pembelian TBS petani 

"Kita maklumi itu. Tapi yang penting harus membeli TBS petani. Jangan hentikan pembeliannya," ujarnya.

Akan tetapi, jika ke depan pihak pabrik selalu tidak mematuhi harga yang ditetapkan pemerintah, Yevri berjanji akan meminta Gubernur Bengkulu untuk menginstruksikan kepada semua bupati dan wali kota  mencabut izin operasi perusahaan tersebut. Sebab, Yevri menilai perusahaan tidak peduli dengan kesejahteraan petani sawit.

"Ke depan, kami harap pihak perusahaan dapat mematuhi harga yang sudah ditetapkan, kalau tidak, tentu pemerintah daerah bisa mencabut izin operasinya," kata Yevri.

Harga TBS Sesuai Ketentuan Perusahaan

Di sisi lain, Manajer PT BSL, Fadhil Habib Sibarani mengatakan, harga pembelian TBS sudah sesuai dengan ketentuan manajemen perusahaan. 

Ia mengatakan, pihaknya saat ini belum bisa mematuhi harga yang ditetapkan oleh Pemprov Bengkulu karena tangki penampungan CPO perusahaan nyaris penuh. 

"Jika tiga sampai empat hari ini CPO yang kami simpan belum terjual, kami juga terpaksa berhenti membeli TBS petani," kata dia.

Fadhil mengaku, saat ini minyak yang ada di tangki penampungan sudah mencapai 2.500 ton. Sedangkan daya tampung hanya 3 ribu ton. 

Sebelumnya minyak sawit mentah di tanki penampungan juga nyaris penuh. Untungnya pada Kamis (2/6) lalu pihaknya bisa menjual sebanyak 500 ton CPO sehingga masih bisa berproduksi 3 hingga 4 hari ke depan. 

Fadhil menjelaskan, setiap hari pabrik PT BSL bisa mengolah TBS hingga 30 ton perjam, dan mampu memproduksi 100-200 ton CPO. Sehingga diperkirakan 3-4 hari ke depan tanki penampung sudah penuh, jika dalam satu atau dua hari ini minyak sawit mentah belum juga terjual.

"Kami terus berusaha dan mohon doanya agar CPO kami bisa terjual, sehingga pabrik kami terus bisa membeli TBS petani," pungkasnya.

Komentar Via Facebook :