https://www.elaeis.co

Berita / PSR /

DPRD Provinsi Bengkulu Soroti Ketidakmerataan Program PSR

DPRD Provinsi Bengkulu Soroti Ketidakmerataan Program PSR

Penanaman perdana program PSR. foto: MC BU


Bengkulu, elaeis.co - Anggota DPRD Provinsi Bengkulu mengungkapkan keprihatinannya terhadap ketidakmerataan Program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) di daerah ini. Menurut mereka, program yang bertujuan untuk mendukung para petani sawit belum berhasil merata dalam penerimaannya.

Mayoritas penerima program PSR adalah petani plasma, yakni yang telah menjalin kemitraan dengan perusahaan kelapa sawit.

"Kami melihat bahwa ada ketimpangan dalam pelaksanaan Program PSR di Bengkulu. Penerima program cenderung terkonsentrasi pada petani plasma atau mereka yang telah bermitra dengan perusahaan kelapa sawit," ungkap Anggota DPRD Provinsi Bengkulu, Usin Abdisyah Putra Sembiring, Selasa (27/6).

Usin menyoroti perlunya keadilan dalam penerimaan program ini. Sehingga tidak ada petani sawit yang dibedakan agar manfaat dari program ini bisa dirasakan oleh semua pihak.

"Seharusnya program ini mencakup seluruh petani sawit di Bengkulu tanpa membedakan status mereka, agar manfaatnya dapat dirasakan oleh semua pihak," ujar Usin.

Menurutnya, PSR adalah upaya pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan petani sawit dengan memberikan bantuan dalam bentuk peremajaan kebun. Tujuan dari program ini adalah untuk meningkatkan produksi dan produktivitas kelapa sawit serta meningkatkan pendapatan petani.

"Kalau program ini merata, maka dampaknya yang diuntungkan adalah petani sawit di Bengkulu," tuturnya.

Dia meminta pihak terkait perlu segera melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan Program PSR di Bengkulu. Pemerintah perlu memperhatikan keadilan dalam penyaluran bantuan kepada petani sawit di seluruh Bengkulu. Hal ini diharapkan dapat mendorong peningkatan kesejahteraan petani sawit secara menyeluruh.

"Kami akan meminta pemerintah daerah untuk mengevaluasi kembali kriteria penerimaan program ini agar lebih adil dan merata," tutupnya.

Seorang petani sawit di Bengkulu, Sudiman mengungkapkan kekecewaannya terhadap ketidakmerataan penerimaan program ini. 

"Saya adalah petani swadaya dan telah bertani sawit selama bertahun-tahun. Namun, saya tidak termasuk dalam penerima program ini karena saya bukan petani plasma," tutupnya.
 

Komentar Via Facebook :