https://www.elaeis.co

Berita / Nusantara /

Dua Bulan PE Dihilangkan, Aspek-PIR: Ini Bukti Pemerintah Peduli Petani

Dua Bulan PE Dihilangkan, Aspek-PIR: Ini Bukti Pemerintah Peduli Petani

Petani sawit di Kabupaten Siak, Riau. (Sahril/Elaeis)


Jakarta, elaeis.co - Pemerintah resmi menghilangkan pungutan ekspor (PE) selama dua bulan kedepan. Kebijakan ini mendapat sorotan beragam pihak, tidak terkecuali Aspek-PIR Indonesia.

Ketua Umum DPP Aspek-PIR Indonesia, Setiyono mengatakan, penghapusan itu adalah bukti pemerintah merespon permintaan petani. Terutama di sisi ekspor CPO yang saat ini masih tersendat. Sebab dampaknya pabrik kelapa sawit (PKS) tidak melakukan pembelian TBS petani dengan harga sesuai dan maksimal.

"Bagus ini, meski hanya dua bulan namun langkah yang bagus," kata dia menjadi elaeis.co, Jumat (15/7)

Setiyono juga menyoroti duit yang disalurkan BPDPKS untuk petani jauh lebih kecil ketimbang untuk program biodiesel. 

"Ini sudah terlanjur terjadi. Tetap saja jika CPO lancar maka yang diuntungkan tetap pihak perusahaan. Dampak terhadap petani masih relatif kecil," kata dia.

Sebagai petani kelapa sawit, Setiyono menduga ada permainan di dalam kepemerintahan hingga membuat Presiden Jokowi tega menutup ekspor di tengah tingginya harga kelapa sawit beberapa waktu lalu. Akibatnya hingga kini banyak petani menjadi korban.

"Tapi kita tetap apresiasi kebijakan penghapusan PE selama dua bulan. Sebab hal itu akan berdampak bagi petani meski masih sangat kecil. Namun setidaknya sudah ada upaya perbaikan," imbuhnya.

Ia berharap, dengan adanya penghapusan itu eskpor akan semakin besar. Sehingga tangki penyimpanan CPO di PKS kosong, dan PKS kembali aktif membeli TBS petani.

Namun yang menjadi kendala saat ini adalah di sisi pasar CPO dunia. Dimana diketahui negara importir masih menjalin kontrak dengan negara Malaysia. Begitu juga dengan armada kapal angkutan CPO yang juga masih terikat kontrak pengangkutan minyak mentah dari Rusia.

"Ini memang kejadian yang luar biasa. Tapi karena nasi sudah jadi bubur, ya kita berharap semakin baik saja lah," tuturnya.

Untuk dua bulan mendatang yakni Agustus-September, Setiyono menyarankan perusahaan melakukan ekspor sebesar besarnya. Sehingga harga TBS akan merangkak naik. "Perusahaan harus legowo dengan menguras tangkinya hingga habis. Supaya petani tidak menderita lagi," tandasnya

Komentar Via Facebook :