Berita / Bisnis /
Ekonomi Bisa Meroket Lagi Jika Vaksinasi Covid Sukses
Jakarta, Elaeis.co - Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2021 menyentuh rekor baru sejak 2004, yang mencapai 7,07% dibanding periode sama tahun 2020. Pertumbuhan ini ditopang salah satunya dari sektor perdagangan. Namun, untuk bisa kinerjanya terus terjaga maka vaksinasi menjadi kunci.
"Ditopang beberapa koefisien penting, konsumsi rumah tangga tumbuh 5,9%, pembentukan modal tetap bruto investasi 7,45%, pertumbuhan ekspor 31,78%, impor juta tumbuh, sedangkan pertumbuhan konsumsi pemerintah 8,06%. Di Q2 beberapa mitra dagang juga tumbuh," jelas Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi dalam konferensi pers, Kamis (5/7).
Pada kuartal II memang mulai terjadi pelonggaran aturan mobilitas masyarakat, sehingga roda ekonomi bisa kembali berjalan. Hal ini terlihat dari pertumbuhan sektoral, Lutfi mengatakan di sektor transportasi dan pergudangan dapat tumbuh 25%, akomodasi tumbuh 21,5%, dan ritel tumbuh 9,4%, sementara industri pengolahan tumbuh 6,58%.
Hal Ini juga sejajar dengan pertumbuhan sektor otomotif, seperti motor naik 268,64%, dan mobil 758 % dibanding periode sama tahun lalu, penjualan ritel juga pada kelompok barang makanan/minuman sandang dan lainnya.
Ekonom Universitas Indonesia, Chatib Basri menjelaskan pelanggaran yang terjadi di Q2 juga menopang peningkatan ekonomi Indonesia. terlihat dari konsumsi rumah tangga yang naik 5,9%.
"Konsumsi kita naik karena mobilitas kembali bergerak karena situasi setelah PPKM Januari 2021 itu pandemi mengalami penurunan mobilitas naik sehingga sektor perdagangan dan leading indicators naik," jelasnya.
Chatib mengatakan saat mobilitas kembali dibuka dari periode April- Juni itu ekonomi Indonesia bergerak. Tapi saat ini pemerintah mengalami dilema jika mobilitas dibuka terlalu jauh akan meningkatkan resiko meningkatnya angka penularan Covid -19.
Menurut Chatib supaya mobilitas masyarakat bisa longgar tanpa meningkatkan risiko angka penularan Covid - 19, negara harus menggenjot angka vaksinasi. Dia mencontohkan ekonomi di negara bagian Amerika Serikat yang meningkat.
"Kinerja berbeda antara state yang vaccinated dan under vaccinated. Seperti di New York atau Massachusetts atau Boston baik karena coverage vaksin nya sudah 50% tapi untuk negara bagian seperti Missouri under vaccinated itu performance nya agak sulit," jelasnya.
Chatib juga mengusulkan dari bantuan langsung tunai (BLT) pemerintah saat ini dikaitkan dengan program vaksinasi. Jadi setiap orang yang melakukan vaksinasi baru bisa mendapat BLT Ini, supaya program vaksinasi lebih masif.
"Asumsi saya suplai vaksin bisa terpenuhi, maka ada insentif orang yang melakukan vaksinasi, hal ini supaya terjadi herd immunity," jelasnya. Supaya bisa menjaga pertumbuhan ekonomi Indonesia seperti yang terjadi di Q2.
Chatib mengatakan prediksi pertumbuhan ekonomi pada Q3 akan melambat, tentu akan sulit mencapai target 5,3% karena pengetatan mobilitas selama 4 minggu terakhir. Jika pandemi sudah bisa terkontrol oleh pemerintah akan kembali naik pada Q4.
"Ini semua tergantung dari vaksinasi, kalo vaksin bisa dilakukan immunity dapat, efeknya tidak mengganggu mobilitas. Jadi kalau dilihat polanya kita mungkin akan sulit mencapai angka pertumbuhan 5%, mungkin ada kisaran pada sedikit di bawah 4% atau lebih sedikit dari 4%. Tapi kondisi di 2021 lebih baik dari 2020 dimana kontraksinya bisa mencapai -2%," jelasnya. CNBC
Komentar Via Facebook :