Berita / Bisnis /
Ekonomi Stabil, Perajin Mesin di Riau Kecipratan Rezeki
Pekanbaru, Elaeis co - Terus membaiknya perekonomian masyarakat, khususnya Riau membuat sejumlah pengusaha juga kecipratan untung. Terlebih pengaruh harga buah kelapa sawit yang terus membaik di wilayah Riau.
Seperti yang terjadi di Bengkel Las Sidodadi yang dimiliki oleh Anang Setiawan. Bengkel yang mayoritas menerima permintaan pembuatan mesin industri skala kecil ini justru semakin untung dengan membaiknya perekonomian masyarakat tadi.
"Sebenarnya wabah covid-19 tidak terlalu berdampak di bengkel kita. Namun dengan terus tingginya harga sawit justru membuat permintaan konsumen semakin tinggi," ujarnya saat berbincang bersama Elaeis.co, Jumat (10/09).
Kebanyakan konsumen bengkel yang beroperasi di jalan Ambon, Pekanbaru sejak 3btahun lalu itu adalah para peternak dan para petani. Malah kebanyakan konsumen datang dari luar kota bahkan juga luar provinsi Riau.
Sementara kata Anang produksi bengkelnya adalah mesin-mesin industri skala kecil. Seperti mesin pembuat pakanbikan (pelet), mesin penggiling bakso, mesin pencacah rumput, mesin pengaduk adonan roti, mesin pengupas kelapa dan beberapa alat pertanian lainnya. Misalnya mengupas pinang dan sebagainya.
"Kita terima pesanan sesuai keinginan konsumen. Nah, jika kita sanggup maka kita kerjakan," bebernya.
Ujar pria berdarah Jawa itu menceritakan hingga saat ini setiap bulannya ia menerima dua pesanan mesin dari para konsumennya. Menurutnya, pesanan memnag ia batasi lantaran pesanan itu hanya ia kerjakan berdua bersama anggotanya.
"Saat ini ada dua pesanan yakni mesin pembuat pakan ikan dan alat pengupas kelapa. Ini pesanan warga Rohul dan konsumen kita dari aceh," katanya.
Untuk harga, kata Anang disesuaikan dengan keingin konsumen. "Tentu kita sesuaikan dengan keinginan konsumen. Sebab, kapasitas mesin bisa berbeda-beda. Kadang ada juga yang konsumen bawa sendiri mesin yang diperlukan, kadang kita yang Carikan untuk dirakit sesuai keperluan," katanya.
"Kadang kita belikan mesin baru, kadang kita cari dengan kondisi bekas kebetulan di Pekanbaru masih banyak tersedia. Tergantung konsumen. Tapi kalau perlengkapan yang lain kita buat sendiri (custom)," imbuhnya.
Untuk keuntungan ia juga tidak mematok terlalu tinggi. Untuk jasa dan kratifitasnya setiap mesin ia hanya ambil keuntungan sebanyak 30 persen.
Kembali lagi, lancarnya usaha pria yang juga hobi dengan sepeda motor antik ini juga tak terlepas dari terus meningkatnya harga sawit. Sebab harga komoditi ini mempengaruhi semua lini termasuk pengusaha skala kecil seperti di peternakan dan perkebunan tadi.
"Peningkatan harga sawit sangat berdampak dengan perekonomian masyarakat. Ya kita berharap harga sawit stabil bahkan meningkat sehingga perekonomian masyarakat semakin membaik," tandasnya.
Komentar Via Facebook :