https://www.elaeis.co

Berita / Kalimantan /

Ekspor Kalteng Melonjak Lebih 50 Persen, ini Komoditas Pendorongnya

Ekspor Kalteng Melonjak Lebih 50 Persen, ini Komoditas Pendorongnya

Kepala BPS Kalteng, Eko Marsoro. foto: MMC Kalteng


Palangkaraya, elaeis.co – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor Kalimantan Tengah (Kalteng) pada Desember 2023 mengalami lonjakan tajam dibanding November 2023.

“Naik sebesar 54,26 persen. Nilai ekspor Kalteng pada Desember 2023 mencapai USD 551,17 juta, sedangkan November 2023 sebesar US$ 357,31 juta,” kata Kepala BPS Kalteng, Eko Marsoro, dalam keterangan resmi dikutip Selasa (13/2).

Total volume ekspor Kalteng pada Desember 2023 juga naik sebesar 55,79 persen dibanding November 2023. “Keseluruhan komoditas ekspor Kalteng pada Desember 2023 merupakan produk non migas,” sebutnya.

Hasil tambang tercatat memberikan kontribusi paling besar, yakni 84,75 persen, terhadap total nilai ekspor Kalteng pada Desember 2023. Jika dibandingkan dengan November 2023, ekspor hasil tambang mengalami peningkatan senilai USD 172,22 juta atau 61,14 persen.

“Komoditas utama ekspor hasil tambang selama Desember 2023 diantaranya batu bara, bijih zirconium, nobium, dan tantalum, bahan mineral lainnya, serta lignit,” bebernya.

Nilai ekspor industri pengolahan menempati posisi kedua pada Desember 2023, mencapai USD 79,76 juta dan berkontribusi sebesar 14,47 persen terhadap total nilai ekspor Kalteng. Dibandingkan dengan bulan sebelumnya, ekspor hasil industri pengolahan meningkat USD 14,64 juta atau 22,48 persen.

“Komoditas utama ekspor hasil industri pengolahan di antaranya minyak kelapa sawit, kayu lapis, kimia dasar organik yang bersumber dari hasil pertanian, kayu olahan, serta bungkil sawit dan residu,” paparnya.

Meski secara bulanan melonjak, namun secara kumulatif nilai ekspor Kalteng mengalami penurunan sebesar 14,37 persen. Atau dari USD 5.829,59 juta pada Januari-Desember 2022 menjadi USD 4.992,10 juta pada Januari-Desember 2023.

"Komoditas utama ekspor Kalteng tahun 2023 secara kumulatif hampir sama dengan tahun 2022. Yaitu batu bara, minyak kelapa sawit, dan bijih zirconium," sambungnya.
 

Komentar Via Facebook :