Berita / Kalimantan /
Ekspor Naik, Kalsel Gencarkan Peningkatan Produksi Dan Hilirisasi Perkebunan
Banjarbaru, elaeis.co - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Selatan (Kalsel) melalui Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunnak) terus menggencarkan produksi dan hilirisasi produk hasil pertanian dan perkebunan seperti kelapa sawit, karet, hingga sarang burung walet guna meningkatkan nilai ekspor.
Kepala Disbunnak Kalsel, Suparmi mengatakan, beberapa inovasi dan strategi yang telah dilaksanakan dan akan terus dikembangkan dalam upaya peningkatan ekspor komoditas perkebunan dan peternakan di Kalsel yang pertama adalah peningkatan produksi dan produktivitas kelapa sawit serta memperbanyak industri hilir kelapa sawit.
“Provinsi Kalsel merupakan salah satu penghasil sawit dengan luasan sebesar 497.261 hektare yang diusahakan oleh 89 perusahaan perkebunan besar swasta dan negara serta perkebunan rakyat yang luasannya mencapai 106.000 hektare," katanya.
Di Kalsel saat ini terdapat 45 pabrik kelapa sawit (PKS) dengan produksi minyak sawit mentah atau CPO mencapai 1,561.147 ton/tahun. "Ada juga industri hilir berupa 3 pabrik minyak goreng dengan kapasitas produksi 5.750 ton/hari dan 3 pabrik Biodisel dengan kapasitas produksi 2.500 ton/per hari,” ungkapnya.
Saat ini, disampaikan Suparmi, komoditas pertanian penyumbang ekspor terbesar adalah kelapa sawit, disusul nomor dua adalah karet. Sedankan yang terkecil nilai ekspornya yaitu daun sena.
"Berdasarkan data dari Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin, komoditas ekspor pertanian dan perkebunan antara lain karet berupa karet lempengan, kelapa sawit berupa Palm Kernel Expeller atau bungkil sawit, Palm Kernel Meal, RBD Palm Olein dan RBD Palm Stearin, serta Daun Sena (Daun Gulinggang)," paparnya.
"Nilai ekspor komoditas perkebunan sampai dengan Mei 2023 mencapai Rp 4.026.679.506.600, naik 80,50 persen dibanding nilai ekspor perkebunan pada Mei 2022 (yoy) sebesar Rp 2.229.552.308.658. Volume ekspor mencapai 347.839,13 ton mengalami peningkatan sebesar 123,52 persen dibanding volume ekspor perkebunan pada Mei 2022 (yoy) sebesar 155.614,10 ton," tambahnya.
Khusus komoditas peternakan, ekspor utama dari Kalsel adalah Sarang Burung Walet (SBW) dengan nilai ekspor sebesar Rp 18.585.375.000, mengalami kenaikan signifikan sebesar 322,08 persen dibanding pada Mei 2022 (yoy) sebesar Rp4.403.228.000. "Volumenya sebesar 747,5 ton atau naik 174,81 persen dibanding volume ekspor SBW pada Mei 2022 sebesar 272 ton,” jelasnya.
Sesuai arahan Gubernur Sahbirin Noor, katanya, Pemprov Kalsel akan terus mengembangkan inovasi dan strategi peningkatan ekspor komoditas perkebunan dan peternakan dan untuk itu diperlukan peran serta semua pihak yang terkait dengan pengembangan perkebunan dan peternakan di Kalsel.
Komentar Via Facebook :