Berita / Sumatera /
Ekspor Riau Anjlok, Dipengaruhi Turunnya Permintaan Minyak Sawit
Pekanbaru, elaeis.co – Ekspor Provinsi Riau anjlok pada bulan Juli 2024. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, nilai ekspor Riau berdasarkan harga Free On Board (FOB) pada Juli 2024 sebesar US$ 1,37 miliar. Turun sebesar 18,83 persen dibandingkan dengan ekspor pada Juni 2024.
Kepala BPS Riau, Asep Riyadi, menjelaskan bahwa penyebab utama penurunan ini adalah turunnya ekspor nonmigas yang mencapai 25,40 persen. Yakni dari US$ 1,63 miliar pada Juni 2024 menjadi US$ 1,21 miliar pada Juli 2024.
Di sisi lain, ekspor migas justru mengalami lonjakan. Yakni sebesar 155,30 persen atau dari US$ 61,46 juta pada Juni 2024 menjadi US$ 156,92 juta pada Juli 2024.
Baca juga: Mei 2024, Produksi dan Ekspor Minyak Sawit Indonesia Turun
"Penurunan ekspor nonmigas ini didominasi oleh turunnya ekspor produk minyak sawit yang tergolong dalam kelompok lemak dan minyak hewan/nabati," ungkap Asep, kemarin.
Pada Juni 2024, ekspor produk minyak sawit mencapai USD 991,22 juta, namun pada Juli 2024 turun drastis menjadi USD 612,97 juta.
Secara kumulatif, nilai ekspor Riau dari Januari hingga Juli 2024 mencapai US$ 9,80 miliar, turun sebesar 9,08 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2023.
Baca juga: Ekspor Minyak Sawit Riau Melonjak Dua Kali Lipat
Ekspor nonmigas juga mengalami penurunan sebesar 11,23 persen, dari US$ 8,81 miliar menjadi lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun 2023.
Meskipun demikian, ekspor migas menunjukkan tren yang lebih positif dengan kenaikan sebesar 15,90 persen selama periode yang sama.
"Meskipun ada peningkatan ekspor migas, penurunan ekspor nonmigas, khususnya minyak sawit, memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap total ekspor Riau," jelas Asep.
Baca juga: Nilai Ekspor Juni 2024 Turun Meski Ekspor Minyak Sawit Melonjak 68 Persen
Secara keseluruhan, ekspor lemak dan minyak hewan/nabati pada tahun 2024 mencapai USD 4,5 miliar, lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun 2023 yang mencapai USD 5,38 miliar.
"Ini menunjukkan bahwa sektor minyak sawit masih menjadi penopang utama ekspor Riau, namun fluktuasi harga dan permintaan di pasar internasional sangat mempengaruhi kinerja ekspor kita," pungkasnya.
Komentar Via Facebook :