Berita / Nusantara /
Ekspor Sawit ke Negara-negara ini Anjlok, Begini Akibatnya
Jakarta, elaeis.coo - Larangan ekspor CPO yang berlaku sejak 28 April hingga 23 Mei 2022 menyebabkan ekspor produk sawit anjlok cukup tajam.
Berdasarkan data Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki), bulan Mei 2022 ekspor sawit hanya 678 ribu ton, turun 68% dibanding ekspor bulan April yang mencapai 2.089 ribu ton.
Direktur Eksekutif Gapki, Mukti Sardjono, mengatakan, penurunan ekspor produk sawit terjadi ke semua negara tujuan ekspor.
"Dibandingkan dengan ekspor bulan April, ekspor Indonesia bulan Mei ke China turun 28%, ke Amerika Serikat turun 32%, ke Filipina turun 52%, ke Rusia turun 64%, ke Uni Eropa turun 64%, ke Singapura turun 67%. Sedangkan ke India turun 80%, ke Pakistan turun 90%, dan ke Bangladesh turun 98%," paparnya dalam siaran pers yang diterima elaeis.co.
Saat ekspor anjlok, konsumsi minyak sawit dalam negeri pada bulan Mei juga turun. "Hanya 1.610 ribu ton, lebih rendah atau -8% dari konsumsi bulan April," sebutnya.
Untuk keperluan pangan, konsumsi minyak sawit naik dari 812 ribu ton pada bulan April menjadi 837 ribu ton pada bulan Mei (+3%). Namun untuk keperluan biodiesel, konsumsi bulan Mei sebesar 590 ribu ton atau 22% lebih rendah dari konsumsi bulan April yaitu sebesar 755 ribu ton.
Berkurangnya pasokan minyak sawit Indonesia ke pasar global ternyata tak menyebabkan lonjakan harga. Yang terjadi justru sebaliknya.
Harga CPO Cif Rotterdam bulan Mei sebesar US$ 1.714/ton, mengalami penurunan dibandingkan harga bulan April sebesar US$ 1.719/ton. Demikian juga dengan harga tender dalam negeri, anjlok dari US$ 1.144,7 pada bulan April menjadi US$ 936,0 pada bulan Mei.
"Harga CPO yang turun menyebabkan penurunan harga TBS yang diterima oleh petani," pungkasnya.
Komentar Via Facebook :