https://www.elaeis.co

Berita / Sumatera /

Empat Hal ini Hambat Pelaksanaan PSR di Jambi

Empat Hal ini Hambat Pelaksanaan PSR di Jambi

Kebun sawit milik petani swadaya di Jambi diremajakan menggunakan dana program PSR. Foto: Febri/elaeis.co


Jambi, elaeis.co - Luas perkebunan kelapa sawit milik petani swadaya atau small holder di Jambi tercatat mencapai 596 ribu hektare. Dinas Perkebunan Jambi mencatat, sekitar 40 persen diantaranya salah menggunakan bibit.

Kepala Bidang Pengembangan dan Penyuluhan Perkebunan Disbun Provinsi Jambi, Pancapria, mengatakan, program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) di daerah tersebut menyasar pada lahan kelapa sawit yang produktivitas rendah.

“Yakni yang diklasifikasikan usia tanamnya di atas 25 tahun. Kesalahan penggunaan bibit juga menjadi salah satu sasaran peremajaan sawit,” katanya kepada elaeis.co, kemarin.

Namun upaya Pemprov Jambi menggenjot produktivitas kebun lewat PSR belum berjalan mulus. Dari tahun 2017 hingga 2021, total kebun yang diremajakan di Jambi tercatat baru mencapai 16.000 hektare yang tersebar di 8 kabupaten.

Menurut Pancapria, tingginya harga TBS yang mencapai Rp 3.400/kg menyebabkan petani enggan menebang tanaman sawitnya. “Harga tinggi ini menjadi salah satu penghambat dalam merealisasikan target-target program PSR. Petani menjadi enggan ikut PSR meskipun hasil panennya sedikit,” ungkapnya.

Faktor lain adalah belum tersampaikannya informasi PSR secara utuh kepada petani. “Akibatnya sebagian petani masih beranggapan bahwa dana PSR adalah hutang, padahal tidak. Dana PSR merupakan dana hibah murni,” katanya.

Kendala lainnya, katanya, kebanyakan petani belum berkelompok, baik poktan maupun gapoktan, atau belum tergabung di koperasi.

“Kita terus menata ini mulai dari tingkat bawah. Karena salah satu syarat bisa ikut PSR, petani harus mengajukan lewat kelompok,” jelasnya.

Hambatan PSR lainnya, legalitas lahan milik petani belum jelas. “Rata-rata petani kita di kampung kan belum ada, maka perlu lagi dibuat sertifikat hak miliknya,” tukasnya.

Menurutnya, Pemprov Jambi akan membantu petani mencari jalan keluar agar realisasi PSR di daerah itu bisa terus meningkat. “Meski telah menduduki peringkat ke-3 penyumbang devisa ekspor di Indonesia, Pemprov Jambi terus berupaya menggenjot terus pencapaian itu,” tutupnya. 


 

Komentar Via Facebook :