https://www.elaeis.co

Berita / Kalimantan /

Festival Pekebun Sawit Lestari Diharapkan Percepat Penerapan ISPO

Festival Pekebun Sawit Lestari Diharapkan Percepat Penerapan ISPO

Penutupan Festival Pekebun Sawit Lestari dan penyerahan hadiah bagi pemenang. Foto: Disbunnak Kalbar


Pontianak, elaeis.co – Festival Pekebun Sawit Lestari yang diselenggarakan oleh Solidaridad Network Indonesia usai digelar. Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan (disbunnak) Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar), Ir Muhammad Munsif MM, menutup kegiatan itu di Pontianak sekaligus menyerahkan hadiah bagi pemenang utama.

Festival tersebut diikuti 59 kelompok tani (poktan) sawit swadaya terverifikasi dari 10 kabupaten di Kalbar dan Kalimantan Tengah (kalteng). Proses penilaiannya meliputi aspek administrasi  maupun aspek fisik kebun di lapangan berlangsung sejak September 2021.

Kegiatan yang dirangkai dengan talk show ‘Tantangan dan Hambatan Implementasi Kelapa Sawit Berkelanjutan’ itu menghadirkan narasumber nasional yakni Kepala Sekretariat ISPO yang juga mantan Direktur Tanaman Tahunan Ditjenbun Kementerian Pertanian, Dr Ir Herdrajat, dan akademisi IPB University, Dr Bayu Eka Yulian.

Munsif mengapresiasi kegiatan ini sebagai satu upaya kreatif untuk menjadikan masyarakat pekebun mandiri meminati, memahami, dan menerapkan prinsip dan kreteria ISPO/RSPO dalam keseharian mereka mengelola kebun sawitnya.

“Semoga kegiatan ini berlanjut setiap tahun dan menginspirasi multi pihak untuk menduplikasinya dan bahkan mengembangkannya di wilayah Kalbar dalam upaya bersama mempercepat penerapan ISPO. ISPO merupakan mandatori dan berlaku tidak hanya kepada pelaku usaha perkebunan besar, tapi juga pekebun mandiri yang jumlahnya sangat besar di Kalbar,” katanya dalam keterangan resmi Disbunnak Kalbar.

Bayu sendiri menyebut implementasi ISPO di Indonesia masih terkendala persoalan legalitas lahan.

“Setidaknya ada 3,4 juta hektare sawit di Indonesia berada di dalam kawasan hutan. Kawasan hutan dan sawit tumpang tindih. Makanya, selama hutan kita masih ada sawitnya akan terus jadi sasaran isu deforestasi,” sebutnya.

Hendrajat menambahkan, berdasarkan data Sekretariat ISPO tahun 2020 pemegang sertifikat ISPO mencapai 621 dan 607 diantaranya adalah perusahaan. Baru 10 koperasi pekebun swasta dan 4 KUD plasma yang disertifikasi ISPO.

“Total luas perkebunan kelapa sawit yang telah disertifikasi ISPO mencapai 5.450.329 hektare, 5.151.481 hektare merupakan lahan milik perusahaan swasta dan 286.590 hektare kebun perusahaan BUMN, dan 12.270 hektare lahan milik koperasi plasma dan swadaya,” bebernya.

Setelah melalui penilaian panjang, Poktan Plasma II Sawit Indah asal Kabupaten Landak, Kalbar, dinobatkan sebagai juara umum dalamfestival tersebut. 

Setelah kurang lebih 8 bulan berlangsung dan diikuti oleh 59 kelompok tani di Kalimantan Barat dan Timur, kelompok tani Plasma II Sawit Indah asal Landak dinobatkan sebagai juara umum. Mereka berhak mendapatkan bibit bersertifikat dari Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan dan empat petani perwakilan kelompoknya akan dikirim ke Medan untuk melakukan kunjungan studi ke PPKS Medan.

“Festival Pekebun Lestari digelar agar para petani atau kelompok tani siap menghadapi ISPO yang wajib dikantongi tahun 2025,” kata Yeni Fitriyanti, Country Manager Solidaridad.

“Sebagai persiapan ikut sertifikasi, petani kita beri pelatihan cara membuat pupuk organik atau mengelola lahan dengan  baik dan benar," tambahnya.
 

Komentar Via Facebook :