https://www.elaeis.co

Berita / Internasional /

Gadis Riau Ini Surati Gadis Amerika dan TV Kanada, Isinya Begini...

Gadis Riau Ini Surati Gadis Amerika dan TV Kanada, Isinya Begini...

Andini Syafitri saat membaca ulang suratnya sebelum dikirim. foto: ist


Dear Girl Guides Kanada

Tolong izinkan saya memperkenalkan diri. Nama saya Andini dan biasa dipanggil Dini. Emak saya petani kelapa sawit, ini berarti, saya adalah putri dari petani kelapa sawit.

Indonesia adalah negara penghasil minyak sawit terbesar dunia. Sekitar 42 persen dari 16,38 juta hektar kelapa sawit itu itu milik petani. 

Itulah makanya kelapa sawit ini sudah menjadi gantungan harapan 2,4 juta keluarga petani kecil di Indonesia, tempat saya berasal. Dari sawit, kami ingin kehidupan yang lebih baik. Saya, keluarga saya, menjadi satu keluarga yang menaruh harapan di industri kelapa sawit itu.

Kelapa sawit tidak salah sebab tidak ada perbedaan antara kelapa sawit dengan tanaman lain. Kelapa sawit malah telah melakukan pekerjaan yang dilakukan oleh tanaman kehutanan lainnya. 

Kelapa sawitlah yang menghutankan kembali lahan-lahan terlantar di Indonesia. Petani menanam kelapa sawit lantaran itulah tanaman yang menguntungkan dan sekarang tanaman itu sudah menghijau dan sangat ramah terhadap alam.

Kelapa sawit telah menghidupi banyak orang, dari kelas bawah hingga menengah. Pengaruhnya terhadap ekonomi telah teruji, termasuk soal berkelanjutannya.

Yang lebih tinggi dari kedua aspek tadi adalah aspek sosial. Ini menjadi bukti bahwa kelapa sawit adalah tanaman sosial, tanaman rakyat. 

Di Indonesia, kamu enggak harus kaya untuk bisa menanam kelapa sawit. Di Indonesia, semua orang bisa menanam kelapa sawit. Dengan menanam 1-2 hektar, kami sudah bisa hidup. 

Sekali lagi saya bilang, mulai dari aspek ekonomi, sosial dan lingkungan kelapa sawit sangat baik, saya salah satu yang pernah mengalaminya dan banyak orang lain di luar sana.

Jutaan anak petani sawit bisa melanjutkan studi hingga perguruan tinggi dan kamu harus tahu bahwa sebagian dari mereka kuliah ke Kanada, Belanda, dan Benua Eropa lainnya lho…

Saya cinta kelapa sawit, seperti seorang anak mencintai orang tuanya yang mengasuh dan mempersiapkan mereka untuk masa depan yang lebih baik

Salam cinta dari Indonesia

Dini

Perempuan 23 tahun ini menarik napas panjang setelah jemarinya menekan enter pada komputer jinjing di mejanya. Di layar monitor, surat elektronik yang baru tuntas dia tulis itu langsung terkirim. 

Surat itu menjadi satu dari tiga surat yang dikirim mahasiswi semester lima Universitas Muhammadiyah Riau di Pekanbaru ini ke Girl Scouts of America dan CTVNews.  

Andini Syafitri bergegas mengirim surat itu setelah dua hari sebelumnya ponselnya dapat kiriman link regina.ctvnews.ca yang menayangkan Ophelia Bourgages yang dengan santainya menjelekkan sawit. 

Perempuan 19 tahun itu meminta Girl Guides of Canada dan Girl Scouts America berhenti membikin kue pakai minyak sawit dan menggantinya dengan minyak Canola. Kebetulan para pandu ini sedang menggalang dana dengan membikin kue untuk dijual. 

“Jujur, saya sedih dengan provokasi yang tak jelas itu. Malah sampai bilang 98% deforestasi di Indonesia akibat sawit, enak aja dia ngomong begitu,” rutuk anak kedua dari dua bersaudara asal Baganbatu Kabupaten Rokan Hilir, Riau, ini saat berbincang dengan elaeis.co tadi malam.

Meski dadanya bergemuruh, Dini berusaha menenangkan hati, mengumpulkan segala fakta terkait sawit dan mulai menulis luahan hatinya. Surat kepada Pandu Canada tadi menjadi salah satunya. 

Meski merasa tak enak hati dengan Ophelia, di satu sisi Dini senang dengan gadis-gadis pandu yang telah memakai minyak sawit tadi. 

Sebab bagi dia, gadis-gadis ini telah membantu gadis-gadis anak petani sawit Indonesia untuk masa depannya yang lebih baik. 

"Ada jutaan gadis muda yang bergantung pada kelapa sawit di negaranya. Mungkin Ophelia enggak tahu itu dan bisa jadi dia dapat informasi sawit dari orang yang salah," Dini berusaha untuk tidak memojokkan gadis 19 tahun tadi. 

"Dan saya sangat berharap CTV News mau mencari tahu dulu sebenar-benarnya sawit baru dipublish," tambahnya.

Dini kemudian berharap gadis-gadis petani sawit lain mau bergegas menyodorkan kebenaran akan sawit Indonesia saat mereka tahu ada yang berusaha menjelekkan sawit. 

"Sawit sudah menjadi icon bangsa kita dan sawit itu baik, yuk sama-sama kita sodorkan semua kebenaran tentang sawit itu," perempuan ini mengajak.  


 

Komentar Via Facebook :