https://www.elaeis.co

Berita / Internasional /

Gara-Gara Drakor, Nyawa Pria ini Dicabut di Depan Anak Istri

Gara-Gara Drakor, Nyawa Pria ini Dicabut di Depan Anak Istri

Ilustrasi (Net)


Jakarta  Elaeis.co - Hidup pria ini berakhir tragis. Dieksekusi mati hanya karena menjual film dan video drama Korea Selatan (drakor).

Warga Korea Utara bermarga Lee itu sebenarnya hendak menyuguhkan hiburan bagi masyarakat yang terkungkung oleh rezim Kim Jong Un. Tapi tindakan itu ternyata dianggap melanggar undang-undang di negara komunis tersebut.

Pemerintah Komunis Korea Utara mengharamkan musik, film, dan drakor ditonton oleh masyakatnya. Bagi Pyongyang, drakor, film, dan musik dari Korea Selatan merupakan barang haram dan pelaku yang menyebarluaskan dan menjualnya diancam dengan hukuman mati.

Aturan itulah yang diterapkan kepada Lee. Mirisnya lagi, eksekusi mati tersebut disaksikan langsung anggota keluarganya.

Dikutip iNews.id dari laporan Daily NK, laki-laki tersebut ditembak oleh regu tembak di Wonsan, Provinsi Gangwon, Kamis (27/5) lalu. Dia sudah ditangkap petugas berwenang 40 hari sebelumnya.

Lee dilaporkan mengaku telah menjual materi film dan drakor tersebut. Lee dinyatakan bersalah sebagai elemen anti-sosialis oleh rezim pimpinan Kim Jong Un. Lee merupakan seorang kepala insinyur di Komisi Manajemen Pertanian Wonsan. 

Setelah pihak berwenang memutuskan bersalah, suara 12 tembakan terdengar. Tubuh tak bernyawa Lee lantas dimasukkan ke dalam karung jerami dan ke dalam kotak.  “Jenazah kemudian dibawa ke suatu tempat,” kata sumber Daily NK.

Istri, putra, dan putri Lee, pingsan di tempat mereka berdiri di barisan depan area eksekusi. Semua orang menyaksikan, pejabat kementerian keamanan negara mengangkat lalu memasukkan anak beranak itu ke dalam truk kargo dengan jendela berjeruji untuk diangkut ke kamp tahanan politik.

Tetangga keluarga itu menangis ketika mereka melihat empat penjaga keamanan mengangkat istri Lee yang pingsan dan melemparkannya ke dalam truk seperti koper. Tetapi mereka harus menutup mulut dan menangis dalam diam karena takut ketahuan.

Pemerintah Korea Utara menyatakan eksekusi ini merupakan yang pertama di Provinsi Gangwon karena tindakan anti-sosialis di bawah undang-undang pemikiran anti-reaksioner.

Di masa lalu, orang-orang seperti Lee dikirim ke kamp kerja paksa atau pendidikan ulang. Hukuman bagi orang seperti Lee tidak ringan. Perilaku Lee dianggap membantu orang-orang yang berusaha menghancurkan sosialisme di Korea Utara.

Saat ini pihak berwenang Korea Utara tengah memburu siapa saja yang membeli film dan drakor itu dari Lee. CD dan USB itu diyakini telah dijual dengan harga antara 5-12 dolar AS per film.

Saat ini ada sekitar 20 orang lagi yang dituduh juga menjual musik dan film Korea Selatan dan mereka sedang dalam proses penuntutan.

Komentar Via Facebook :