https://www.elaeis.co

Berita / Serba-Serbi /

Gara-gara Ini Harga CPO Membaik

Gara-gara Ini Harga CPO Membaik

Tandan Buah Segar (TBS) yang menjadi cikal bakal Crude Palm Oil (CPO). Foto: aziz


Jakarta, elaeis.co - Harga minyak kelapa sawit mentah CPO) masih terus menguat pada perdagangan kemarin. Ini terjadi lantaran munculnya harapan adanya peningkatan permintaan.

Belum lagi kurs ringgit Malaysia yang melemah terhadap mata uang utama lain telah membikin daya tarik CPO meningkat di mata pelaku pasar.

Dua hari lalu, ringgit tercatat melemah 0,04 persen terhadap dolar. Kemarin pun 1 US$ masih dihargai MYR 4,19 atau melemah 0,18 persen. 

Lantaran transaksi CPO pakai ringgit, harga CPO akhirnya menjadi lebih murah bagi pemegang mata uang lain.

Pada perdagangan Rabu (29/5) sekitar pukul 10:15 WIB, harga CPO kontrak pengiriman Agustus menguat hingga 1,16 persen ke level MYR 2.090 perton. Ini semakin kuat setelah naik 2,02 persen sehari sebelumnya. 

Walau naik, sebenarnya harga CPO masih tetap rendah lantaran telah melemah 1,46 persen sejak awal tahun.

Selain ulah melemahnya ringgit Malaysia tadi, harga CPO juga terkatrol oleh harga minyak kedelai yang menguat.

Dua hari lalu, harga minyak kedelai kontrak pengiriman Juli di bursa Chicago Board of Trade (CBOT) menguat hingga 1,04 persen. Esoknya melesat pula hingga 1,43 persen.

Minyak kedelai yang menjadi substitusi minyak sawit sering saling memberi pengaruh pada pergerakan harga. Itu lantaran keduanya bersaing di pasar minyak nabati global.

Saat harga minyak kedelai menguat, maka sawit juga punya ruang untuk menyesuaikan harga dengan tetap mempertahankan daya saing.

Saat ini pelaku pasar menaruh harapan terhadap permintaan ekspor CPO dari Malaysia dan Indonesia meningkat. 

Sebab jika permintaan meningkat, stok CPO di tingkat produsen akan berkurang. Ini sangat penting lantaran produksi kelapa sawit terus naik.

Inventori CPO yang masih tinggi menjadi faktor utama yang membikin harga CPO tertekan. Pada akhir tahun lalu, inventori CPO Malaysia melonjak hingga 3,21 juta ton. Ini menjadi lonjakan tertinggi pada 19 tahun terakhir.

Di April 2019 saja stok itu masin berada di kisaran 2,7 juta ton, atau lebih tinggi 28 persen dari posisi yang sama di tahun sebelumnya.

Intinya kalau stok bisa dikurangi, ini akan menjadi keseimbangan fundamental (pasokan-permintaan) dan akan menjadi landasan bagi penguatan harga. 

Tapi kalau pada pengumuman resmi Malaysia Palm Oil Board (MPOB) bulan depan stok ternyata malah naik, harga CPO kemungkinan besar akan menukik. 

sumber:cnbcindonesia

Komentar Via Facebook :

Berita Terkait :