https://www.elaeis.co

Berita / Sumatera /

Gara-gara Pupuk Mahal, Petani Sawit Berkebun Pisang

Gara-gara Pupuk Mahal, Petani Sawit Berkebun Pisang

Petani anggota Kelompok Tani Bina Usaha istirahat sambil diskusi di ladang pohon pisang (Dok.)


Rengat, Elaeis.co - Tingginya harga tandan buah segar (TBS) tidak membuat para petani sawit di Kelurahan Peranap, Kecamatan Peranap, Kabupaten Indragiri Hulu (inhu), Riau, berleha-leha. Beberapa diantara mereka mencari kegiatan untuk menambah penghasilan, salah satunya berkebun pisang.

Adalah Kelompok Tani Bina Usaha yang berinisiatif memanfaatkan lahan kosong untuk menanam pisang. Perkumpulan ini beranggotakan 10 orang petani sawit dan diketuai Nalis Marudin, anggota asosiasi Sawitku Masa Depanku (SAMADE) Inhu.

Menurut Nalis, menanam pisang menjadi kegiatan mereka untuk mengisi waktu di luar jadwal merawat kebun sawit atau usai panen. “Di hari-hari tertentu saja petani sawit masuk ke kebun,” katanya kepada Elaeis.co, Sabtu (2/10).

Sejauh ini sudah lebih seribu batang pohon pisang yang mereka tanam. “Ada juga kami tanam sayur-sayuran dan buah-buahan lain,” sebutnya.

Usaha sampingan tersebut memang belum menghasilkan. Namun mereka yakin pada saatnya kebun pisang itu akan memberi penghasilan tambahan yang bisa dipakai untuk menambah biaya perawatan kebun kelapa sawit.

“Saat ini masalah petani adalah mahalnya harga pupuk dan herbisida. Semua melambung tinggi dengan alasan yang tidak masuk akal,” keluhnya.

“Saya mewakili petani lainnya memohon pemerintah daerah, provinsi, hingga pusat, melakukan sidak ke kios-kios pupuk untuk mengatasi kenaikan harga ini. Kalau dibiarkan, tidak petani sawit saja yang menjerit. Petani holtikultura, bahkan peternak juga bakal merasakan efeknya,” pungkasnya.


 

Komentar Via Facebook :