https://www.elaeis.co

Berita / Sumatera /

Gara-gara Sawit dan Kelapa, NTP Riau Naik 3,56 Persen

Gara-gara Sawit dan Kelapa, NTP Riau Naik 3,56 Persen

BPS (Ist.)


Pekanbaru, elaeis.co - Kelapa sawit dan kelapa menjadi penopang utama perekonomian masyarakat di Provinsi Riau. Pada Maret 2022, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Riau terus menunjukkan pertumbuhan positif yang didorong oleh subsektor perkebunan.

BPS mencatat, NTP Riau pada Maret 2022 sebesar 159,11 atau naik sebesar 3,56 persen dibanding NTP Februari 2022 sebesar 153,64.

"Kenaikan NTP ini disebabkan oleh naiknya indeks harga yang diterima petani sebesar 4,08 persen, relatif lebih tinggi dibandingkan kenaikan indeks harga yang dibayar petani yaitu sebesar 0,50 persen," kata Kepala BPS Provinsi Riau, Misfaruddin, dalam keterangan tertulis, Jumat (1/4).

Jika dilihat dari subsektornya, NTP Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) menjadi sektor paling dominan yang mengalami kenaikan cukup tinggi. Mencapai 4,04 persen atau dari 165,91 pada Februari 2022 menjadi 172,61 pada Maret 2022.

Hal ini disebabkan oleh kenaikan indeks harga yang diterima petani sebesar 4,56 persen relatif lebih tinggi dibandingkan kenaikan indeks harga yang dibayar petani sebesar 0,51 persen. 

"Kenaikan indeks harga yang diterima petani disebabkan oleh naiknya indeks harga kelompok tanaman perkebunan rakyat sebesar 4,56 persen, khususnya kelapa sawit dan kelapa," jelasnya. 

Misfaruddin mengatakan, NTP dari subsektor perikanan juga mengalami kenaikan, namun hanya 0,02 persen pada Maret 2022. Sementara NTP dari subsektor lainnya justru mengalami penurunan. NTP Tanaman Pangan turun 0,50 persen menjadi 90,79, NTP Tanaman Hortikultura turun 0,50 persen menjadi 93,28, dan NTP Peternakan turun 0,06 persen menjadi 100,26.

Misfaruddin menyebutkan, kenaikan 3,56 persen menjadikan provinsi Riau dengan kenaikan NTP tertinggi dari delapan provinsi di Pulau Sumatera.

"Provinsi Kepri menjadi satu-satunya provinsi di Sumatera yang mengalami penurunan NTP, yaitu sebesar 0,11 persen. Sementara Provinsi Aceh relatif stabil," terangnya. 


 

Komentar Via Facebook :