Berita / Bisnis /
Gejolak Politik di Malaysia Tak Pengaruhi Harga CPO
Medan, Elaeis.co - Harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) global saat ini bertahan di kisaran RM4.000 hingga RM4.400 per ton. Gonjang ganjing politik di Malaysia dinilai tidak berkorelasi dengan fluktuasi harga CPO.
“Tingginya harga CPO di pasar global bukan karena gejolak politik di Malaysia yang berujung pada pengunduran diri Perdana Menteri Muhyiddin Yassin. Justru ada sejumlah faktor lain yang patut diwaspadai yang berpotensi membuat harga CPO turun,” kata pengamat ekonomi dan keuangan, Gunawan Benjamin, kepada Elaeis.co, Rabu (18/8).
Pengajar di sejumlah perguruan tinggi di Kota Medan ini menilai naik turunnya harga CPO di pasar global sangat tergantung pada pasokan, cuaca yang memengaruhi produksi di perkebunan sawit, bea keluar, nilai tukar rupiah, hingga proses pemulihan ekonomi global yang saat ini sedang didera pandemi Covid-19.
“Situasi di Malaysia enggak memberi pengaruh. Harga CPO belakangan ini masih menunjukan kinerja yang sangat bagus yang ditopang oleh kenaikan harga minyak mentah dunia. Harga bahan mineral lainnya, seperti batubara, di pasar global juga mempengaruhi harga CPO,” sebutnya.
Dia memprediksi harga CPO tidak akan turun dalam waktu dekat karena stok dan pasokan ke pasar global sedang mengalami penurunan. “Imbasnya, harga TBS di tingkat petani ikut naik. Rata-rata di atas Rp2.000/kg,” katanya.
Penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sejak akhir Februari juga dinilainya ikut mengerem fluktuasi harga CPO. “Rupiah sempat bertengger di kisaran Rp14.100-an per dolar AS, kini menjadi Rp14.370 per dolar AS,” bebernya.
Gunawan yakin, jika pengendalian pandemi Covid-19 secara nasional dan global berjalan sukses, maka harga CPO dan TBS akan tetap stabil di titik tertinggi untuk jangka panjang.
“Tetapi kalau untuk jangka pendek, setidaknya sampai akhir tahun 2021 ini, sepertinya harga CPO dan TBS akan terus mengalami koreksi,” tukasnya.
Komentar Via Facebook :