https://www.elaeis.co

Berita / Nasional /

Gelontorkan Rp 501,2 Miliar, BPDPKS Telah Danai 279 Riset Sawit

Gelontorkan Rp 501,2 Miliar, BPDPKS Telah Danai 279 Riset Sawit

Anggota Komite Litbang BPDPKS, Dr Tony Liwang. foto: ist.


Jakarta, elaeis.co – Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) menggulirkan program riset atau penelitian dan pengembangan (litbang) perkebunan kelapa sawit dari aspek hulu hingga hilir sebagai salah satu upaya untuk melakukan penguatan, pengembangan dan peningkatan pemberdayaan perkebunan dan industri kelapa sawit nasional.

“Semakin banyak hasil penelitian yang dihasilkan akan berdampak positif terhadap produk kelapa sawit Indonesia, bagi petani, dan bagi pasar global,” kata anggota Komite Litbang BPDPKS, Dr Tony Liwang.

Lebih lanjut Tony mengatakan, yang diharapkan dari sebuah riset kelapa sawit adalah adanya produk baru. "Kebanyakan orang hanya mengetahui produk sawit adalah minyak goreng. Padahal banyak produk terbuat dari bahan sawit, seperti sabun, shampo, bahkan helm sepeda motor terbuat dari serat sawit," bebernya.

Dia menambahkan, hampir semua bagian dari pohon sawit dapat menghasilkan berbagai produk hilir. Bahkan nilai tambahnya lebih banyak dari minyak sawit mentah (CPO). Cangkang sawit misalnya banyak diekspor ke Jepang yang dapat menghasilkan filter air.

“Selain riset yang outputnya berupa inovasi produk dan teknologi, BPDPKS juga mendukung riset dari fokus bidang lainnya seperti model bisnis, model kelembagaan, rekomendasi kebijakan, dan sebuah sistem pengambilan keputusan dalam manajemen perkebunan kelapa sawit,” papar Tony.

Program Litbang sudah digulirkan sejak tahun 2015, hingga tahun 2022 BPDPKS telah mendanai 279 riset yang melibatkan 950 peneliti di 78 lembaga litbang di Indonesia. "Dengan total dana yang telah disalurkan mencapai Rp 501,2 miliar," sebutnya.

Di tahun 2023 ini BPDPKS lebih selektif dalam pendanaan riset sawit dengan prioritas riset-riset yang berpotensi untuk mencapai komersialisasi dan dapat dimanfaatkan langsung oleh industri. “Karena banyak proposal yang masuk ke BPDPKS, topik dan judulnya hampir sama, seperti masalah ganoderma,” pungkasnya.

 

Komentar Via Facebook :