Berita / Sumatera /
Generasi Kedua Disiapkan Jadi Petani Sawit Berkelanjutan
Siak, elaeis.co - Katimin (56) dan ratusan petani sawit yang tergabung dalam Forum Komunikasi Petani PIR Kelapa Sawit (FKPPKS) Kebun Buatan, Kabupaten Siak, Riau, sadar suatu saat masa mereka sebagai petani sawit akan berakhir. Pada waktunya, profesi sebagai petani sawit berkelanjutan harus diestafetkan kepada generasi muda.
Karena itulah FKPPKS yang beranggotakan 12 koperasi unit desa (KUD) mengambil keputusan untuk melibatkan anak-anak mereka dalam kegiatan eduwisata ke Danau Toba yang mereka gelar bekerja sama dengan PT Inti Indosawit Subur (IIS), anak usaha Asian Agri Group, akhir pekan lalu.
"Kami inikan generasi pertama petani plasma binaan Asian Agri. Harus ada keberlanjutan profesi kami kepada generasi kedua, yaitu anak-anak kami," kata Katimin, humas FKPPKS kepada elaeis.co, Senin (28/3/2022).
Dalam rangka estafet profesi itu, mereka mengajak 30 anak yang sudah berusia di atas 17 tahun namun tidak melanjutkan pendidikan ke bangku kuliah. Para pemuda ini ditempa dan dididik menjadi petani sawit berkelanjutan.
"Saat eduwisata di Danau Toba, kami dan anak-anak kami diajarkan dan dididik bagaimana menjadi petani sawit berkelanjutan," katanya.
Salah satu materi yang diberikan kepada para petani adalah memahami pentingnya sertifikasi Indonesia sustaianable palm oil (ISPO), prinsip dan kriteria roundtable on sustainable palm oil (P&C RSPO), dan International Sustainability & Carbon Certification (ISCC).
Anak-anak muda itu juga diajari menjaga kebun sawit yang baik agar tidak terjadi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) serta bagaimana mengelola tanaman sawit di lahan gambut.
Mereka juga diajari bagaimana melakukan pemupukan yang baik dan tidak merusak kesehatan, teknik melakukan pruning atau pemotongan pelepah sawit secara aman, teknik panen yang baik, dan melihat kadar kematangan buah sawit.
"Karena memilih tak melanjutkan ke bangku kuliah, anak-anak kami itu sebenarnya sudah praktik jadi petani sawit setiap hari. Tapi baru kali ini mereka dapat ilmu cara mengelola kebun sawit yang benar," kata Katimin.
"Kami sebagai orang tua juga hendak menunjukkan kepada dunia luar, walau anak-anak kami tak duduk di bangku kuliah, bukan berarti tidak paham tentang perkebunan kelapa sawit yang berkelanjutan. Itulah tujuannya membawa mereka ikut eduwisata," tambahnya.
Sangat disyukuri generasi kedua FKPPKS yang diajak eduwisata sangat antusias dan aktif berinteraksi selama pelatihan tersebut. Mereka sadar, walau sudah ke kebun setiap hari, namun ilmu persawitan mereka belum sedalam yang dimiliki orang tuanya.
Komentar Via Facebook :