https://www.elaeis.co

Berita / Nusantara /

Gen-Z Mulai Termakan Kampanye Hitam Sawit

Gen-Z Mulai Termakan Kampanye Hitam Sawit

Dr Ir Tungkot Sipayung (Dok. pribadi)


Jakarta, Elaeis.co - Kampanye hitam (black campaign) yang dilancarkan bertahun-tahun ternyata gagal menjatuhkan pamor sawit. Tak habis akal, produsen minyak nabati non sawit dan LSM atau NGO anti sawit pasang jurus baru. Sekarang mereka menyasar kalangan muda dan melancarkan kampanye secara terstruktur, masif, dan sistematis.

"Black campaign kini dialihkan ke kelompok tertentu yang dianggap produktif, yakni yang disebut dengan kaum milenial atau Generasi-Z. Ini kami ketahui dari hasil survei yang dilakukan beberapa waktu lalu," kata Direktur Eksekutif Palm Oil Agribusiness Strategic & Institute (PASPI), Dr Ir Tungkot Sipayung, kepada Elaeis.co, Sabtu (13/11/2021).

Dari survei itu terungkap banyak mahasiswa Indonesia termakan dengan isu negatif yang dikembangkan LSM trans-nasional. Mereka termakan propaganda sehingga memiliki persepsi negatif kalau sawit adalah penyebab utama deforestasi.

"Di kalangan mahasiswa juga terbangun persepsi bahwa sawit adalah penyebab global warming atau sawit adalah minyak nabati yang tidak sehat. Yang lebih lucu, kalangan terpelajar itu justru tak yakin kalau sawit berkontribusi banyak dalam aspek sosial-ekonomi di Indonesia," ungkapnya.

Kata pria asal Sumatera Utara ini, sebenarnya penyebaran isu negatif atau black campaign serta gerakan palm oil free (POF) adalah bagian dari agenda politik ekonomi negara importir dalam rangka proteksi dan persaingan dagang dengan minyak nabati lainnya. “Persfektif dan preferensi negatif terhadap sawit muncul akibat ketimpangan informasi yang didapatkan oleh generasi milenial dan Gen-Z,” ujarnya.

Tungkot yakin LSM trans-nasional yang dimotori oleh negara-negara produsen minyak nabati non sawit tidak hanya menjadikan minyak sawit sebagai sasaran tembak, tetapi juga menargetkan Indonesia sebagai produsen minyak sawit terbesar di dunia.

"Disadari atau tidak, persepsi negatif itu turut memberikan potensi kerugian yang melemahkan industri sawit nasional seperti penurunan konsumsi minyak sawit dan produk turunannya, menghambat perdagangan internasional, terkoreksinya harga sawit di bursa komoditas," kata Tungkot.

Bahkan, pihaknya melihat prsepsi negatif yang sedang dibangun pihak anti sawit terhadap kawula muda berpotensi memperlemah harga saham perusahaan sawit di bursa efek, memunculkan kebijakan tata ruang-agraria (kebijakan dalam negeri) yang tidak kondusif, risiko kredit pembiayaan dan asurasi yang tinggi, serta memicu pesaing yang bersiap merebut pangsa pasar minyak sawit. 

Jika terus dibiarkan, Tungkot melihat kondisi ini akan mengancam eksistensi industri sawit nasional, lalu menimbulkan efek domino negatif terhadap perekonomian nasional mengingat industri sawit sudah menjadi salah satu sektor penghasil devisa utama.

Didasari oleh fakta dan kekhawatiran itu, PASPI lantas meluncurkan program kampanye positif sawit lewat pendekatan baru yang disenangi generasi milenial dan Gen-Z. Misalnya melalui konten visual (foto/video/infografis) yang edukatif, entertaining, dan interaktif, serta mengajak terlibat dalam kampanye sosial dan kompetisi berhadiah.

"Mengakomodir kebutuhan kampanye sawit dengan target spesifik yaitu generasi milenial dan Gen-Z, maka PASPI menyelenggarakan Akademi & Award Kreatif Sawit Indonesia (AKSI) yang bisa diikuti mahasiswa di seluruh Indonesia," jelas Tungkot. 


 

Komentar Via Facebook :