https://www.elaeis.co

Berita / Nusantara /

Gokil! Banyak Petani Sawit Tak Dapat Bantuan Karena Tak Bisa Bikin Proposal

Gokil! Banyak Petani Sawit Tak Dapat Bantuan Karena Tak Bisa Bikin Proposal

Suasana pembukaan pelatihan petani Luwu Utara di Makassar. foto: ist.


Makassar, elaeis.co - 180 pekebun sawit dari Kabupaten Luwu Utara mengikuti Pelatihan Penguatan Kelembagaan dan Pelatihan Teknis Budidaya Kelapa Sawit yang dilaksanakan di Makassar, Sulawesi Selatan, pada 19-28 Agustus 2023.

Pelatihan ini terbagi menjadi dua skema. Pelatihan Penguatan Kelembagaan diikuti 30 peserta, sedangkan Pelatihan Teknis Budidaya Tanaman Perkebunan Kelapa Sawit diikuti 150 peserta yang dibagi menjadi lima kelas.

Kegiatan ini adalah bagian dari Program Pengembangan SDM Perkebunan Kelapa Sawit yang digelar Badan Pengelolan Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) bekerja sama dengan Ditjenbun Kementan dan Akademi Komunitas Perkebunan Yogyakarta (AKPY).

Ketua Tim Pokja Pengembangan SDMPKS BPDPKS, Darmawansyah Basyaruddin mengatakan, sejak tahun 2007 Indonesia mengukuhkan posisi sebagai produsen kelapa sawit terbesar di dunia. Pemerintah berkeinginan agar predikat itu terus dipertahankan.

"Kita harap ke depan sawit Indonesia tetap jadi yang utama. BPDPKS akan terus mendorong industrialisasi sawit berkelanjutan," katanya, Kamis (24/5).

Namun langkah industrialisasi dan hilirisasi tidak mudah dilakukan. Salah satu kendalanya adalah SDM petani sawit yang  jumlahnya lebih 3 juta orang. "Untuk itulah pelatihan peningkatan SDM ini dilaksanakan. Pelatihan ini sangat penting untuk membantu peningkatan kualitas produksi sawit petani terutama di Luwu Utara," bebernya.

Kepala Bidang SDM Ditjenbun, Eva Lizarmi menyampaikan, pemerintah sebenarnya memiliki anggaran yang siap dikucurkan kepada petani sawit. Namun banyak petani tidak bisa mengaksesnya karena tidak mampu membuat proposal atau tidak memiliki kelompok.

"Syarat penerima bantuan harus melalui kelembagaan, kami tidak melayani perorangan. Ini yang banyak jadi kendala penyaluran bantuan," ungkapnya.

Dia juga menyoroti minimnya penerima Beasiswa Sawit dari kalangan keluarga petani di Luwu Utara. "Sangat sedikit, hanya 7 orang dari total 17 porsi untuk Sulawesi Selatan. Petani harus mengurus keperluan tersebut untuk peningkatan SDM diri dan kekuarganya," sebutnya.

Direktur AKPY Sri Gunawan menegaskan bahwa Indonesia memiliki banyak komoditas pertanian, namun tidak ada yang bisa menandingi produksi negara lain kecuali sawit. "Dari banyak komoditas, hanya satu yang kita menang, kelapa sawit," ujarnya.

Itulah sebabnya sawit terus diserang pesaing dengan berbagai macam cara, termasuk memakai isu deforestasi dan kebakaran lahan. Di dalam negeri sendiri, katanya, sawit juga menghadapi masalah yang cukup serius. Sekitar 2,75 juta hektar lahan sawit tanamannya sudah tua. Sementara sekitar 4 juta hektare lahan perkebunan sawit rakyat produksinya belum maksimal.

"Masalah utamanya adalah SDM petani dan kelembagaan. Membuat proposalpun tidak bisa, makanya pelatihan seperti ini diharapkan bisa mengatasi masalah itu," ucapnya.

Sementara itu, Sekda Luwu Utara, H Armiadi menyebutkan, Luwu Utara memiliki kebun sawit terluas dibanding lima sentra sawit lainnya di Sulawesi Selatan. "Mencapai 26 ribu hektare, semuanya perkebunan rakyat. Sayangnya, produktivitasnya belum maksimal. Makanya perlu meningkatkan kapasitas petani dalam pengelolaan kebunnya," tuturnya.

"Sawit dan kakao menjadi PDRB terbesar Luwu Utara, mencapai 49 persen. Sektor pertanian dalam arti luas jadi andalan kami, karena itu pelatihan seperti ini hendaknya berkelanjutan sehingga bisa diikuti petani lainnya. Dan petani yang sudah ikut pelatihan hendaknya jadi informan dan menyampaikan ilmu dari materi yang didapat selama pelatihan ke petani sawit lain," harapnya.

 

Komentar Via Facebook :