Berita / Nusantara /
Greenpeace: Kami Tidak Menentang Sawit
Jakarta, elaeis.co - Kepala Kampanye Global untuk Hutan Indonesia, Greenpeace Indonesia, Kiki Taufik memastikan bahwa pihaknya tidak menentang sawit dan industri sawit. Sebab Greenpeace sadar bahwa minyak sawit punya peran penting di dunia.
"Kami hanya ingin menghentikan perusahakan hutan dan memastikan perubahan iklim tidak cepat terjadi," kata Taufik saat didapuk memberikan paparan pada Rapat Dengar Pendapat Umum Panitia Kerja (Panja) Komisi IV DPR RI mengenai pengembangan kelapa sawit rakyat secara virtual, jelang siang tadi.
Taufik kemudian memunculkan sinyal bawa Greenpeace tidak ditunggangi oleh negara manapun. Ini kelihatan dari penekanannya bahwa aktifitas Greenpeace tidak didanai oleh perusahaan, industri atau pemerintah manapun di dunia.
"Aktivitas kami justru didanai oleh masyarakat dunia, termasuk Indonesia," tegasnya.
Lantaran itu pulalah kata Taufik, lebih dari 25 tahun beraktifitas, Greenpeace tidak hanya menentang perusahaan perusak hutan di Indonesia, tapi di seluruh dunia.
"Kami juga menentang perusahakan hutan industri kedelai di Amerika Selatan dan ilegal logging di Eropa dan Amerika," ujarnya.
Oleh keinginan penghentian perusakan hutan tadi kata Taufik, pihaknya siap bekerjasama dengan siapapun, baik itu dengan pemerintah, perusahaan, periset hingga akademisi.
"Kami telah melakukan sejumlah kerjasama dengan masyarakat. Salah satunya adalah membantu masyarakat Desa Dosan di Riau, kami bersmaa-sama dengan Jaringan Kerja Penyelamat Hutan Riau (Jikalahari) dan Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Riau," dia merinci.
Lagi-lagi kata Taufik, bagi Greenpeace, tak ada masalah dengan kelapa sawit, yang menjadi masalah itu justru ekspansi industri sawit ke hutan hujan dan lahan karbon yang kaya akan biodiversity dan karbon.
Dan jumlah perusahaan perusak itu kata Taufik enggak banyak, tapi gara-gara ulah segelintir perusahaan itu, reputasi sawit Indonesia menjadi buruk di dunia internasional.
Reputasi ini akan kembali baik kata Taufik kalau industri sawit mau melakukan reformasi mendasar dan produsen sawit yang bertanggungjawab, siap berdiri menentang minoritas perusahaan yang merusak citra sawit Indonesia itu.
"Kami percaya bahwa masa depan industri sawit Indonesia bergantung pada perusahaan sawit yang mengadopsi pola perdagangan baru berdasarkan transparansi, verifikasi dan memastikan tak ada toleransi terhadap deforestasi dan pelanggaran Hak Azazi Manusia (HAM)," tegasnya.
Komentar Via Facebook :