Berita / Serba-Serbi /
Gubernur Kaltim Mau Jualan Karbon ke Meksiko
Samarinda, elaeis.co – Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim), Isran Noor, berencana melawat ke Brazil dan Meksiko.
Brazil merupakan salah satu negara di Benua Amerika yang memiliki kawasan hutan hujan tropis dan memiliki kesamaan dengan. Sementara, di Meksiko, ada negara bagian Yucatan yang memiliki komitmen kuat untuk memberikan kompensasi bagi negara-negara yang sukses melakukan penurunan emisi karbon dioksida.
Menurut Isran, kunjungan ke dua negara itu akan dilakukan pada Mei 2023 mendatang. "Kunjungan ini merupakan bagian dari upaya untuk menjual karbon Kaltim ke mancanegara," jelasnya dalam keterangan resmi Diskominfo Kaltim, kemarin.
"Pada 2 sampai 7 Mei akan ke Brasil. Negara itu salah satu penghasil karbon, karena dia juga memiliki kawasan hutan tropis, sama dengan kita di Kaltim," tambahnya.
Ketua Umum Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI) ini melanjutkan, pada tanggal 8-9 Mei 2023 nanti dirinya akan bertandang ke Bank Dunia (World Bank) di Amerika Serikat. Hal ini juga masih terkait personal ratifikasi kesepakatan dalam jual beli karbon karena lembaga keuangan dunia ini memiliki data tentang penurunan emisi karbon Kaltim.
"Kemudian, tanggal 11 dan 12 Mei ke Yucatan. Selama 10 tahun ke depan, mereka mempersiapkan dana kompensasi 10 juta pound sterling dan rata-rata setahunnya mengeluarkan dana 3 juta pound sterling. Ini yang mau saya kejar," ungkapnya.
Isran menegaskan bahwa hingga saat ini Kaltim masih terus berjuang untuk mendapatkan peningkatan penerimaan daerah melalui dana bagi hasil (DBH) dari Sumber Daya Alam (SDA) seperti kelapa sawit dan penjualan karbon.
"Selain DBH Sawit yang saat ini sedang diperjuangkan daerah-daerah penghasil kelapa sawit, masih ada peluang lain yang bisa kita dapatkan. Misalnya menjual karbon, dan Provinsi Kaltim mendapatkan kompensasi dari World Bank untuk 22 juta metric ton karbon dioksida senilai 110 juta USD," sambungnya.
Adapun perkiraan dari pakar ahli karbon, ujarnya, penurunan emisi Kaltim baru dihitung sebesar 30 juta ton karbondioksida equivalen (CO2eq) sampai tahun 2021. "Berarti 2022, 2023, dan 2024, penurunan emisi bisa mencapai kisaran 100 juta ton," tukasnya.
Komentar Via Facebook :