https://www.elaeis.co

Berita / Sumatera /

Gubernur Riau dan Kapolda Minta Kepala Daerah Bantu Alat Pemadam Karhutla

Gubernur Riau dan Kapolda Minta Kepala Daerah Bantu Alat Pemadam Karhutla

Gubernur Riau dan Kapolda Riau. Foto Tribratanews


Pekanbaru, Elaeis.co - Gubernur Riau Syamsuar mengatakan, tim gabungan pemadam kebakaran hutan dan lahan kekurangan alat. Untuk itu, dia meminta kepada pihak pemerintah kabupaten dan kota untuk ikut menyediakan alat pemadam karhutla itu.

"Tim gabungan yang terdiri dari TNI-Polri, Manggala Agni dan BPBD kekurangan alat pemadam karhutla saat melakukan kegiatan pemadaman di lokasi. Kami minta pemerintah kabupaten dan kota menyediakan alat itu," kata Syamsuar, Selasa (9/3).

Alat pemadam dibutuhkan di daerah daerah yakni pompa air berbentuk portabel. Sehingga mudah dibawa ke lokasi karhutla untuk memudahkan proses pemadaman.

"Selain untuk pemerintah daerah, kami juga akan minta bantuan alat pemadam ke BNPB," kata Syamsuar.

Sementara itu, Kapoda Riau Irjen Pol Agung Setya Imam Efendi mengatakan, alat pemadam tersebut sangat dibutuhkan karena personel sudah banyak bersiaga di sekitar lokasi kebakaran lahan. Karena saat ini, karhutla dapat dipantau melalui aplikasi Dasboard Lancang Kuning. 

"Tentunya akan sulit melakukan pemadaman kalau anggota sudah banyak di lokasi, namun alat pemadam kurang," ucap Agung.

Agung meminta bupati/wali kota untuk menambahkan mesin pompa karena sudah menjadi kebutuhan di lapangan.

Menurut Agung dalam pemadaman karhutla ini memerlukan mesin pompa yang banyak. Untuk itu ia meminta agar mesin pompa pemadaman ini segera ditambah.

"Saya minta bupati mesin pompa menjadi kebutuhan silahkan diadakan. Kekuatan kita ada pada pompa air personal kita banyak tapi tak bisa tanpa pompa air," tegas Agung.

Agung mengatakan, pentingnya mobilisasi masyarakat dan diperlukan satu strategi untuk mendorong masyarakat agar bersama-sama menangani karhutla. Sebab, penyiapan masyarakat peduli api (MPA) memang membantu kesiapan pemadaman karhutla.

Namun terjadi kendala sulitnya menggerakan masyarakat di luar MPA. Karena sudah ada pemahaman di masyarakat, kalau yang ikut MPA ada honornya. Sementara masyarakat yang sekedar ikut pemadaman tidak ada.

Hal itu membuat Agung meminta harus segera ditanggulangi. Karena dalam proses pemadaman memerlukan Sumber Daya Manusia (SDM) untuk minimal tiga shift dan satu shift-nya terdiri 50 orang.

"Karena kita tidak bisa meninggalkan api walaupun malam hari. Pemadaman harus kita lakukan dengan semangat kita semua," kata Agung.

Agung juga mengharapkan BPBD menyiapkan tabung oksigen. Karena akan berbahaya kalau petugas kehabisan oksigen murni. Untuk itu, perlu disiapkan di setiap posko minimal ada tabung oksigen penuh sehingga petugas mendapatkan oksigen cukup.

"Logistik juga kita perlukan karena kadang lokasi karhutla sangat jauh dari akses," jelas Agung.

Menurutnya, dalam kondisi ini juga dibutuhkan kepemimpinan lapangan, sehingga akan bisa sama-sama mengidentifikasi permasalahan dengan baik.

Agung berharap semua pihak, mulai dari masyarakat, pemerintah, TNI/Polri pelaku usaha untuk bersama-sama dalam penanganan karhutla di Riau.

"Bahu-membahu luar biasa dan memberikan pelajaran banyak hal bahwa karhutla masalah bersama dan harus diselesaikan bersama," pungkas perwira tinggi jebolan Akabri 1988 ini

 

Komentar Via Facebook :

Berita Terkait :