Berita / Sumatera /
Gubernur Riau: Petani Sudah Harus Punya PKS Sendiri
Pekanbaru, elaeis.co - Ini kali pertama Gubernur Riau, Syamsuar, buka-bukaan tentang apa yang terjadi tentang sistem perkelapasawitan di Riau.
Bahwa harga Tandan Buah Segar (TBS) yang sejak Maret lalu terus menukik, tidak bisa dibiarkan berlama-lama.
"Petani kelapa sawit sudah musti punya Pabrik Kelapa Sawit (PKS) sendiri, enggak lagi melulu menjual TBS ke PKS pengusaha," kata mantan Bupati Siak dua periode ini saat menerima pengurus Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) se-Riau di kediaman Gubernur Riau di kawasan jalan Diponegoro Pekanbaru, Minggu (16/6).
Tak hanya membikin PKS sendiri, petani kelapa sawit kata Syamsuar juga sudah saatnya punya industri hilir. "Saya yakin bisa asal semua kompak. Dan kita musti kreatif sekarang," pintanya.
Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Apkasindo memboyong semua pengurus Dewan Pimpinan Daerah (DPD se-Riau bertemu dengan Syamsuar.
Ada empat isu penting yang kemudian diuraikan oleh Apkasindo dalam pertemuan sekitar dua jam itu. Mulai dari persoalan lahan petani kelapa sawit di kawasan hutan, tata niaga kelapa sawit, tim kerja bersama peremajaan kebun kelapa sawit hingga fasilitasi penguatan kelembagaan asosiasi petani kelapa sawit.
"Persoalan lahan petani kelapa sawit di kawasan hutan dan harga TBS saat ini masih terus menjadi momok di kalangan petani sawit," kata Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Apkasindo, Rino Afrino seperti dilansir Gatra.com.
Terkait dua unek-unek yang diurai oleh Rino tadi, lagi-lagi Syamsuar mengajak petani kreatif. "Industri hilir sudah menjadi keharusan. Termasuk juga refinery biodiesel. Kalau biodiesel bisa kita produksi di dalam negeri, akan sangat menolong petani. Artinya, negeri ini masih kekurangan Bahan Bakar Minyak (BBM). Lantas kalau kita bisa bikin, kita enggak perlu membeli minyak dari luar. Refinery juga enggak harus pertamina saja, kalau ada pengusaha yang mau bikin, makin bagus. Ada beberapa pengusaha yang datang ke saya soal refinery itu, saya dorong mereka. Intinya bagi saya, biar sawit ini enggak dipermainkan oknum," kata Syamsuar.
Lantas soal kebun petani di kawasan hutan, Syamsuar menyebut bahwa sejak lama dia sudah tahu ada yang salah pada penetapan kawasan hutan di Riau. Enggak hanya petani yang merasakan itu, tapi juga mereka yang bukan petani.
"Kan aneh ini, ada lahan yang sudah sertifikat, kemudian berubah menjadi kawasan hutan. Itu enggak hanya di satu tempat. Makanya baru-baru ini saya sudah ketemu dengan legislatif, membicarakan persoalan kawasan hutan ini. Kemungkinan besar, kita akan lakukan perubahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) lagi," katanya.
Komentar Via Facebook :