https://www.elaeis.co

Berita / Bisnis /

Harga Bagus, Nilai Ekspor Minyak Sawit Diperkirakan Lebih US$35 Miliar

Harga Bagus, Nilai Ekspor Minyak Sawit Diperkirakan Lebih US$35 Miliar

Ilustrasi pengapalan CPO. Foto: Kontan/Muradi


Jakarta, Elaeis.co - Produksi minyak sawit bulan Oktober 2021 lebih rendah dari pencapaian bulan sebelumnya. Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), sepanjang Oktober produksi minyak sawit sebanyak 4.040 ribu ton. Sedangkan pada September produksi mencapai 4.176 ribu ton.

"Tren produksi bulanan semester 2 tahun 2021 agak berbeda dari biasanya, sampai dengan Oktober kenaikan produksi belum terlihat," kata Direktur Eksekutif GAPKI, Mukti Sardjono, dalam siaran pers yang diterima Elaeis.co, Rabu (15/12).

Menurutnya, sejak awal tahun sampai dengan Oktober 2021, total produksi CPO mencapai 39 juta ton dan PKO mencapai 3,7 juta ton. Berdasarkan pengamatan di lapangan, produksi CPO November dan Desember diperkirakan akan naik sekitar 8,580 juta ton dan PKO sekitar 815 ribu ton.

Dengan demikian total produksi CPO 2021 diperkirakan mencapai 47,472 juta ton dan PKO mencapai 4,482 juta ton atau total 51,954 juta ton. "Dibandingkan dengan produksi CPO 2020 sebesar 47 juta ton, tahun ini terjadi kenaikan sebesar 0,93%, tidak signifikan," jelasnya.

Sementara itu, konsumsi minyak sawit dalam negeri pada bulan Oktober mencapai 1,499 juta ton atau 24 ribu ton lebih rendah dari bulan September. "Sejak Januari sampai dengan Oktober, total konsumsi dalam negeri mencapai 15,178 juta ton," sebutnya.

"Total konsumsi minyak sawit dalam negeri selama 4 bulan terakhir sedikit berfluktuasi pada level 1,460 juta ton/bulan. Dengan asumsi total konsumsi bulan November dan Desember sebesar 3 juta ton, maka total konsumsi 2021 diperkirakan mencapai 18,178 juta ton. Sedikit lebih tinggi, sekitar 4,8%, dari konsumsi tahun 2020 sebesar 17,349 juta ton," tambahnya.

Dia menambahkan, tren kenaikan harga minyak sawit masih berlanjut. Harga pada bulan Oktober mencapai US$1.368/ton CIF Rotterdam, lebih tinggi dari harga bulan September sebesar US$1.235 dan Agustus sebesar US$1.236.

"Nilai ekspor produk sawit pada bulan Oktober mencapai US$3,673 miliar dengan volume ekspor sebesar 3,213 juta ton, naik 230 ribu ton atau 11,3% dari bulan September," paparnya.

Kenaikan terbesar adalah pada olahan minyak sawit, yaitu sebesar 298 ribu ton atau 13,5% lebih tinggi dari bulan sebelumnya. Sedangkan untuk CPO turun atau -7,0% dari bulan September menjadi 147 ribu ton.

Kenaikan ekspor terbesar terjadi untuk tujuan Mesir, dari  110,7 ribu ton menjadi 165,1 ribu ton. Ekspor ke China pada Oktober juga mengalami kenaikan, dari 73,7 ribu ton menjadi 698,8 ribu ton yang secara YoY 26,6% lebih besar dari pada 2020.

Untuk tujuan India, ekspor turun 86,2 ribu ton menjadi 245,6 ribu ton yang secara YoY lebih rendah atau -25,8% dari 2020. Untuk tujuan EU 27 terjadi kenaikan ekspor sebesar 91,6 ribu ton dari bulan September, tetapi secara YoY turun atau -3,1% dari tahun 2020.

"Sampai dengan bulan Oktober 2021, nilai ekspor produk kelapa sawit mencapai US$ 29,528 miliar yang merupakan pencapaian nilai ekspor tertinggi selama ini," ungkapnya.

Dengan perkiraan produksi CPO dan PKO November-Desember 2021 sebesar 9,395 juta ton dan konsumsi 3 juta ton, maka tersedia 6,4 juta ton untuk ekspor.

Berdasarkan pencapaian YoY, ekspor ke China sudah 26% lebih tinggi sedangkan ke India 25,8% lebih rendah. Jika pada November dan Desember ekspor dalam bentuk olahan diasumsikan 2,200 juta ton, ekspor CPO 300 ribu ton per bulan, ekspor olahan PKO 150 ribu ton, serta oleokimia 350 ribu ton per bulan, maka ekspor November-Desember diperkirakan akan mencapai 6 juta ton.

"Sehingga total ekspor 2021 diperkirakan akan mencapai sekitar 34,9 juta ton atau sekitar 0,9 juta ton lebih besar dari ekspor 2020," katanya.

Harga minyak sawit untuk bulan November dan Desember 2021 diperkirakan akan melandai tetapi sangat mungkin masih lebih dari US$1.300/ton CPO Cif Rotterdam. Turunnya harga disebabkan panen oilseed yang relatif baik, tetapi industri crushingnya masih terkendala karena berbagai hal yang berbeda di negara produsen oilseed seperti Argentina, Brazil dan Rusia sehingga penurunan harga minyak nabati pada umumnya tertahan.

"Dengan perkiraan harga dan volume ekspor seperti diuraikan sebelumnya, nilai ekspor minyak sawit 2021 akan sangat mungkin mencapai lebih dari US$35 miliar," tutupnya. 


 

Komentar Via Facebook :