Berita / Bisnis /
Harga Batu Bara Meroket, Pepet US$ 180/ton
Jakarta, Elaeis.co - Harga batu bara kembali naik dan mencetak rekor baru. Kini harga sudah medekati US$ 180/ton. Harga batu bara di pasar ICE Newcastle (Australia) tercatat US$ 178,75/ton. Melesat 4,53% selama sepekan terakhir. Ini adalah rekor harga tertinggi, setidaknya sejak 2008.
Sempat terkoreksi di awal pekan, batu legam terus membukukan penguatan hingga 3 hari beruntun dan kembali mencetak rekor. Bayangkan saja, selama sebulan harga batu bara sudah terbang 22%.
Tren kenaikan harga gas ikut mengatrol harga batu bara. Dalam sepekan terakhir, harga gas alam di Henry Hub (Louisiana, Amerika Serikat) melesat 5, 1% secarapoint-to-point. Selama sebulan ke belakang, harga meroket 10,92%.
Saat harga gas alam naik, biaya pembangkitan listrik dengan bahan bakar ini ikut terangkat. Di Eropa, biaya pembangkitan listrik dengan gas alam pada 31 Agustus 2021 adalah EUR 47,68/MWh.
Batu bara dilirik karena harganya lebih kompetitif. Biaya pembangkitan listrik berbahan batu bara adalah EUR 40,17/MWh. Akibatnya, permintaan batu bara naik dan harga ikut terungkit.
"Ada indikasi bahwa harga pembangkitan listrik dengan gas alam akan lebih mahal ketimbang batu bara hingga awal 2022. Ini membuat batu bara menjadi lebih atraktif," sebut Toby Hassall, Analis Refinitiv, dalam risetnya.
Kenaikan harga batu bara juga disebabkan oleh tingginya permintaan China. Impor batu bara dari China pada Agustus 2021 mencapai 25,6 juta ton. Naik 3,86 juta ton atau 17,8% dibandingkan Juli 2021. Dibandingkan dengan Agustus 2020,permintaan naik 4,63 juta ton atau 18,11%.
Permintaan batu bara China yang meningkat karena adanya pemulihan kegiatan industri dari pembatasan kegiatan untuk menekan kasus virus corona. Tren harga batu bara pada semester II-2021 diperkirakan masih meningkat. Hal ini karena ada potensi kenaikan. CNBC Indonesia
Komentar Via Facebook :